Liputan6.com, New York - Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) diprediksi menahan level suku bunganya usai pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. Sementara itu, pasar keuangan akan fokus pada para pembuat kebijakan untuk mendapatkan sinyal yang lebih jelas mengenai agenda tepat kapan The Fed akan menaikkan suku bunganya.
Melansir laman Reuters, Senin (15/6/2015) bagi para pengamat, poin utama kenaikan suku bunga akan bergantung pada pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen setelah pertemuan tersebut.
Baca Juga
"Kami masih menduga, Rabu ini menjadi waktu penting untuk berkomunikasi dengan pasar melalui acara temu media usai pertemuan FOMC," kata Chief Economist Investec, Philip Shaw.
Advertisement
Para pembeli obligasi di Wall Street kini yakin The Fed akan mulai meningkatkan suku bunganya pada September dan akan disusul dengan kenaikan berikutnya pada akhir tahun ini. Padahal tiga bulan lalu, para pelaku pasar keuangan ini masih yakin The Fed akan meningkatkan suku bunganya pada Juni.
"Kami tak yakin The Fed akan langsung secara eksplisit mengacu pada September, tapi kami rasa mereka akan mengacu pada data ekonomi dan memberikan sinyal bahwa suku bunga akan naik tahun ini jika datanya masih konstruktif," kata analis RBC Capital Markets Tom Porcelli.
Hasil produksi industri Amerika Serikat diprediksi meningkat pada Mei setelah lima bulan mengalami konstraksi. Sementara data ekonomi pada Selasa besok akan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar properti, menawarkan kepercayaan diri lebih pada ekonomi dan meraih momentum kembali setelah perlambatan di kuartal pertama.
Pekan ini, ekonomi dunia juga akan menyoroti diskusi utang Yunani dengan para kreditor yang sempat gagal beberapa waktu lalu. Kondisi di zona euro juga akan menguras perhatian para pelaku pasar pekan ini. (Sis/Ahm)