Liputan6.com, Jakarta - Industri keuangan Indonesia menjadi pasar menggiurkan bagi investor asing. Jumlah penduduk Indonesia besar menjadi potensi untuk mengembangkan bisnis keuangan.
Salah satu potensi yang menggiurkan di industri keuangan yaitu industri reksa dana. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksa dana mencapai Rp 254 triliun hingga Mei 2015. Jumlah ini memang masih kalah dibandingkan dana masyarakat di bank sekitar Rp 3.600 triliun.
Direktur Utama PT Danareksa Invesment Management, Prihatmo Hari Mulyanto menilai industri reksa dana di Indonesia memiliki potensi besar akan tetapi belum tergarap maksimal. Padahal produk reksa dana menjadi salah satu instrumen investasi yang dapat jadi pilihan bagi masyarakat.
Advertisement
Apalagi kelas menengah masyarakat Indonesia mengalami pertumbuhan luar biasa. Prihatmo mengatakan, tingkat pendapatan masyarakat Indonesia yang sudah semakin baik diikuti pendidikan dapat menciptakan pertumbuhan tinggi terhadap kebutuhan produk investasi termasuk pasar modal. Reksa dana pun dapat menjadi salah satu awal untuk sarana belajar bagi masyarakat.
Dengan potensi besar itu, industri reksa dana Indonesia juga menghadapi tantangan terutama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjelang akhir 2015. Lalu bagaimana industri reksa dana Indonesia hadapi MEA? Bagaimana potensi industri reksa dana di Indonesia? Berikut wawancara tim Liputan6.com dengan Direktur Utama PT Danareksa Invesment Management Prihatmo Hari Mulyanto: