Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk meminta kepada para nasabah untuk waspada terhadap transaksi melalui internet banking. Lantaran jika uang di rekening nasabah seketika raib, perbankan yang kerap mendapat pahitnya.
Senior Vice President IT Strategy & Architecture Group Bank Mandiri, Mohammad Guntur mengungkapkan, tingginya penggunaan mobile banking sangat berbanding terbalik dengan keamanan dan kenyamanan nasabah. Masyarakat Indonesia, Ia menuturkan, termasuk yang mudah percaya kepada siapapun sehingga sering menjadi sasaran empuk kejahatan.
Baca Juga
"Kalau ada kejadian serangan fraud terhadap sistem dan layanan perbankan, jangan selalu menyalahkan bank. Kita juga tidak mau menyalahkan nasabah tapi ada kewajiban bank dan nasabah dalam hal ini," tegas dia di Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Advertisement
Dalam kesempatan yang sama Vice President Customer Care Bank Mandiri, Gempur Soesetyo Hadi menyoroti masalah permintaan sinkronisasi token saat melakukan transaksi melalui internet banking.
"Tidak pernah ada permintaan sinkronisasi token. Itu terjadi karena virus di komputer atau laptop nasabah. Mereka sering buka website yang tidak aman," tutur Gempur.
Para hacker ini, dia mengatakan, menyebar virus dan memantau pergerakan pengguna internet yang sudah terinfeksi virus malware. Segala aktivitas di dunia maya pun terutama saat melakukan transaksi internet banking terpantau oleh hacker.
"Nanti muncul notifikasi ke hacker ketika masyarakat ada yang membuka website bank. Lalu hacker mengambil kesempatan meminta sinkronisasi token setelah sebelumnya masuk ke dalam sistem nasabah melalui virus. Masyarakat yang percaya, mereka mengikuti perintah hacker, dan akhirnya uang nasabah digasak," terang Gempur. (Fik/Ahm)