Liputan6.com, Kuala Lumpur - Bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri bulan depan diprediksi akan mendorong konsumsi minyak sawit (crude palm oil/CPO) di Indonesia dan Malaysia. Dua negara dengan mayoritas penduduk Muslim ini memang merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Meski begitu, produsen Malaysia ragu, Indonesia dapat memasok kebutuhan impor minyak sawit dari negara lain.
"Jika ekspor (minyak sawit Malaysia) tetap stabil atau melambat, itu mungkin karena terjadi penurunan pasokan. Tapi saya rasa Anda juga tak bisa mengimpor dari Indonesia mengingat negara itu juga membutuhkan pasokan minyak untuk penduduknya sendiri ," kata Direktur perusahaan komoditas Pelindung Bestari di Malaysia, Lingam Supramaniam seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (20/6/2015).
Para pengusaha komoditas kini tengah mengantisipasi produksi minyak sawit di Malaysia yang dapat melemah selama bulan Ramadan. Pasalnya, selama bulan Ramadan para pekerja perkebunan libur.
"Pasar melihat adanya minat beli yang baik saat ini. Setelah aksi jual beberapa waktu lalu, kekhawatiran pada produksi untuk Juni dan Juli membuat para pembeli tetap fokus," tutur Supramaniam.
Ringgit yang melemah 0,8 persen terhadap dolar pekan ini membuat sawit menjadi pilihan menarik bagi para konsumen asing. Namun itu tak cukup untuk mencegah harga sawit turun 1,7 persen sepanjang pekan lalu di Malaysia. Total volume perdagangan bertahan di level 32.548 lot (25 ton/lot), di bawah level standar 35 ribu lot.(Sis/Nrm)
Malaysia Ragu RI Bisa Ekspor CPO Lebih Banyak saat Ramadan
Selama bulan Ramadan para pekerja perkebunan sawit libur.
Advertisement