Liputan6.com, New York - Pemerintah Yunani memastikan negaranya tak akan mampu membayar utang 1,6 miliar euro pada International Monetary Fund (IMF) jika pihaknya tak mendapat kucuran dana baru dari para kreditor hingga 30 Juni 2015. Gagal bayar Yunani dapat memicu berbagai dampak termasuk keluarnya negara tersebut dari Zona Euro.
Melansir laman Reuters, Sabtu (20/6/2015), para pimpinan Zona Euro akan menggelar pertemuan darurat dengan Yunani pada Senin pekan depan. Itu lantaran pendapatan perbankan Yunani menunjukkan pertumbuhan dan adanya peningkatan pendapatan pemerintah meskipun pihaknya dan para kreditor internasional belum meraih kesepakatan terkait utang.
Managing Director IMF, Christine Lagarde telah menawarkan Yunani tambahan waktu untuk membayar mengingat IMF menyadari negara tersebut dapat jatuh bangkrut jika tak mampu membayar utang-utangnya.
Kondisi itu dapat menyebabkan kekacauan di pasar finansial Yunani dan Zona Euro, dan akan mempercepat penarikan dana deposito, hingga mendorong peredaran uang terhenti di Yunani.
Meski begitu, petinggi senior Uni Eropa mengatakan gagal bayar ke IMF tidak serta merta memicu kebangkrutan bagi Yunani.
Advertisement
Pertanyaan berikutnya, seberapa siap Bank Sentral Eropa terus mengatur pinjaman darurat pada bank-bank di Yunani, yang sebagian diamankan oleh dana obligasi.
Bahkan jika Bank Sentral Eropa terus membatasi pendanaan ke bank-bank Yunani setelah pemerintah gagal membayar utang ke IMF, tekanan politik tetap akan menarik negara ini ke zona kerugian finansial yang tak bisa ditangani Bank Sentral Eropa.
Mungkin akan ada keputusan dari beberapa kreditor Zona Euro untuk menahan pembayaran pendanaan dari Uni Eropa untuk Yunani. Itu juga akan menjadi tekanan bagi masyarakat sipil untuk menyediakan bantuan mengingat ekonomi Yunani tengah goyah setelah gagal membayar utang.(Sis/Nrm)