Sukses

2 Jurus Kemendag Stabilkan Harga Bahan Pokok Saat Ramadan

Untuk menjaga harga bahan pokok wilayah Indonesia Timur, Kementerian Perdagangan menjalankan program Gerai Maritim.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan memiliki jurus khusus mensiasati agar harga bahan pokok tetap stabil saat bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina mengatakan, jurus pertama yang akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan untuk menstabilkan harga adalah melakukan operasi pasar.

Langkah operasi pasar dilakukan untuk mengindari kekurangan pasokan bahan pokok di masyarakat sehingga bisa menahan laju kenaikan harga. Operasi pasar juga untuk mematahkan strategi dari spekulan yang melakukan penimbunan agar bisa mendapat keuntungan besar.

"Dalam kegiatan menstabilkan harga bahan pokok, Kementerian Perdagangan melakukan kegiatan operasi pasar terutama untuk komoditas beras, gula, dan bawang merah," kata Srie, saat melepas truk Operasi Pasar, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Minggu (21/6/2015).

Ia menambahkan, jurus kedua yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan adalah dengan mengadakan pasar murah, yang rencananya dimulai pada 25 Juni 2016, pada 34 provinsi Kabupaten Kota.

"Cara kedua adalah pasar murah. Kami mulai mengadakan pada 25 Juni 2015 di kantor Kementerian Perdagangan. Pasar murah diselenggarakan 2 minggu berturut. Selain di pusat juga akan dilakukan di Pemerintah daerah dan diakhiri H-1 Lebaran di 34 provinsi kabupaten kota," ungkapnya.

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengungkapkan, operasi pasar sangat membantu masyarakat meringankan beban dari kenaikan harga bahan pokok saat Ramadan.

Untuk menjaga harga bahan pokok wilayah Indonesia Timur, Kementerian Perdagangan menggandeng Kementerian Perhubungan menjalankan program Gerai Maritim. Beberapa hari yang lalu telah dikirim 11 dari 16 kontainer yang berisi bahan pokok.

"Karena itu operasi pasar benar bisa dirasakan oleh masyarakat, pemerintah telah melepas Gerai Maritim 11 dari 16 kontainer dilepas dari Tanjung  Priok kebutuhan bahan pokok ke Indonesia timur mengurangi disparitas harga. Mudah-mudahan jadi program tetap untuk mengurangi dispatritas harga," pungkasnya. (Pew/Gdn)