Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya membangun fasilitas cadangan penyangga bahan bakar minyak (BBM) untuk memperkuat ketahanan energi.
"Ya, kita siap kembangkan fasilitas storage yang ada," kata Vice President Coporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Senin (22/6/2015).
Menurut Wianda, Pertamina telah menggandeng PT Adaro Energy Tbk (ADRO) untuk meningkatkan penampungan minyak dan BBMa Kerjasama tersebut sudah dilakukan sejak dua bulan lalu.
Selain itu, Pertamina juga sudah melakukan percepatan pembangunan terminal penampungan di Pulau Sambu dan Tanjung Uban, Kepulauan Riau dengan kapasitas 250 ribu hingga 300 ribu barel.
"Termasuk percepatan terminal BBM di Pulau Sambu dan Tanjung Uban," ungkapnya.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menyebutkan proyek pembangunan terminal BBM Sambu menghabiskan dana US$ 94 juta. Bila proyek ini selesai, maka diharapkan bisa menjadi pesaing bagi TMMB yang dimiliki oleh Singapura saat ini.
Dia mengatakan letak Pulau Sambu yang berada di Selat Malaka dan berdekatan dengan Singapura merupakan jalur yang strategis di mana banyak kapal yang melintasi selat tersebut dan melakukan pengisian bahan bakar.
Keberadaan terminal BBM ini akan mendukung bisnis perdagangan minyak Pertamina di wilayah regional Asia Tenggara, khususnya untuk jenis bahan bakar MFO dan HSD standard internasional. Total market MFO dan HSD di Selat Malaka diperkirakan mencapai 45 juta kiloliter (kl) per tahun.
"Kami harapkan bisa tangkap ini. Pulau Sambu ini kami kembangkan untuk bisa bersaing dengan Singapura. Pertamina harus bisa mencari asal bahan bakar yang harganya kompetitif dengan yang ada di Singapura," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan menyerahkan pembangunan cadangan penyangga ketahanan energi ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau swasta.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) masih melakukan pembahasan pembangunan fisilitas yang berfungsi untuk menampung minyak tersebut.
Pemerintah akan mencari investor untuk membangun fasilitas ketahanan energi tersebut, investor bisa berasal dari BUMN dan swasta. " Yang penting kita mendapatkan investor invest dibidang penyimpanannya, kita bisa mencari sumber dana untuk melakukan pembeliannya, bisa Pertamina, bisa BUMN," tutupnya. (Pew/Ndw)