Liputan6.com, Jakarta - Induk usaha PT Bank J Trust Indonesia Tbk, J Trust Co. Ltd berencana untuk menambah kepemilikan saham bank yang sebelumnya bernama Bank Mutiara tersebut.
Presiden Direktur Bank J Trust Indonesia Ahmad Fajar mengatakan saat ini saham bank tersebut 99 persen dimiliki oleh induk usahanya, 0,996 persen masih dikuasai oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sedangkan saham hanya dimiliki oleh publik hanya 0,004 persen saja.
"Kami ingin jadi listed company, 99 persen pemegang saham (oleh induk) dan 1 persen lokal itu akan dialihkan," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Dia menjelaskan, saham milik LPS rencananya di kuasai oleh akan usaha J Trust Co. Ltd yang lain, yaitu PT J Trust Invesment Indonesia. Penambahan kepemilikan saham ini dilakukan mengingat perseroan akan melakukan pembenahan di sisi internal.
"Kami ada rencana melakukan free float namun setelah kami membenahi internal misalnya pembenahan organisasi, penambahan jaringan dan layanan," lanjutnya.
Pembenahan akan dilakukan secara bertahap selama dua tahun dengan pertimbangan peraturan regulator pasar modal yang hanya membolehkan penghentian jual beli saham selama dua tahun.
"Secara bertahap akan kembali ke bursa lagi, dalam jangka dua tahun kami diberi kesempatan. Tahun ini kami konsolidasi dulu, nanti sesuai dengan aturan. Setelah dua tahun kami tetap akan menjadi perusahaan terbuka dan mengikuti aturan free float saham," tandas dia.
Pembenahan
Setelah resmi berganti nama dan mengubah logo, PT Bank J Trust Indonesia yang dulu bernama Bank Mutiara mulai melakukan penataan di sisi internal.
Meski akan melakukan pembenahan, Ahmad mengaku belum akan merubah target-target yang disusun dalam rencana bisnis bank pada tahun ini.
"Untuk rencana bisnis bank, kalau revisi belum ada rencana untuk revisi target," ujarnya.
Fajar menjelaskan, hal ini karena pihaknya masih yakin pada kinerja perseroan ke depannya. Sebagai contoh, sejauh ini Bank JTrust Indonesia masih bisa tumbuh di atas rata-rata perbankan nasional.
"Karena kita masih pertumbuhannya di atas sedikit pasar saat ini. Pasar 15 persen-17 persen, kami di 17 persen. Revisi kesempatanya pada Juni," lanjutnya.
Selain itu, dia juga masih yakin bahwa ada pertumbuhan signifikan pada kredit perbankan yangbisa diraih oleh perseroan hingga akhir tahun ini.
"Sampai akhir tahun pertumbuhan kredit kita 17 persen. Sampai Mei-Juni kami akan push setelah lebaran. Demandnya kami punya beberapa pipeline terkait SME (small medium enterprise/usaha kecil menengah) dan konsumen. Juga tidak menutup kemungkinan ke komersial," tandasnya. (Dny/Ndw)
Advertisement