Sukses

Bangun Apartemen Mewah, Iwan Sunito Bikin Gempar Australia

"Semua membicarakan Crown Green Square karena ini yang bangun orang Indonesia," kata CEO Crown Group Iwan Sunito.

Liputan6.com, Jakarta - Crown Group, salah satu pengembang properti raksasa di Sydney meluncurkan proyek Crown Green Square setinggi 20 lantai di jantung kota Australia. ‎Proyek ini menawarkan 401 unit apartemen mewah paling murah Rp 6,5 miliar sampai Rp 20 miliar per unit.

CEO Crown Group atau yang lebih dikenal dengan Raja Properti Sydney, Iwan Sunito mengungkapkan, Crown Green Square dirancang oleh arsitektur asal Jepang Koichi Takada dengan desain futuristik dilengkapi kebun eksternal bertingkat, restoran hingga kafe.

"Biasanya bangun gedung kan cuma bisa kotak-kotak tapi ini berbeda. Proyek tersebut membuat gempar di Australia, London sampai Eropa. Semua membicarakan Crown Green Square karena ini yang bangun orang Indonesia," ujar dia dalam Konferensi Pers di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Bangunan setinggi 20 lantai ini berdiri diatas lahan seluas 1.180 meter. Menelan investasi sebesar Rp 5,75 triliun, proyek apartemen mewah tersebut mulai dipasarkan pada Agustus 2015. Sementara pembangunannya diharapkan rampung pada akhir 2019. Tidak berhenti, pengembangan kawasan Green Square akan mampu menarik 40 ribu warga baru dan 22 ribu pekerja baru .

"‎Ada 401 unit apartemen mewah yang disediakan, terdiri dari 75 unit kamar hotel, dan sisanya untuk hunian seperti apartemen dan penthouse. Pengembangannya ada 30 ruang ritel dan komersial, pusat konferensi di lantai dasar, kolam renang tanpa tepi, spa, gym, ruang musik, teater dan lainnya," jelas Iwan.

Bicara soal harga, kata Pria yang dibesarkan di Pangkalan Bun, Kalimantan ini mengaku paling murah untuk apartemen dibanderol Rp 6,5 miliar per unit. Sementara penthouse dihargai mulai dari 2 juta dolar Australia sampai 8 juta dolar Australia per unit atau setara dengan Rp 20 miliar-Rp 80 miliar.

‎Crown Group, kata Iwan, akan melaunching Crown Green Square pada Agustus mendatang di Jakarta, Bali, Singapura, Sydney, dan Amerika Serikat (AS). Animo masyarakat, diyakini dia sangat besar untuk memiliki apartemen di Crown Green Square. Terbukti, sebanyak 4.000 sampai 6.000 orang telah menanyakan proyek ini sementara pembangunannya belum dimulai.

Porsi penjualan, tambahnya, 70 persen untuk warga negara Australia dan 30 persen warga negara asing (50 persen untuk China, 20-30 persen menyasar orang Indonesia dan sisanya warga negara lain).

"‎Dari ribuan orang yang menanyakan itu, 451 orang diantaranya sudah menaruh deposit dan 150 orang itu berasal dari Indonesia. Ini fenomena menarik, karena orang Indonesia senang membeli properti dekat dengan sekolah, dekat perkampungan warga Indonesia, dekat hotel dan rumah sakit," terang dia.

Iwan mengaku tidak khawatir dengan kondisi resesi ekonomi di Indonesia maupun negara lain akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Sebab dia optimistis bahwa pengembang yang mempunyai ciri khas untuk setiap proyeknya akan mampu bersaing dan bertahan di ketatnya persaingan bisnis properti.

"‎Waktu Indonesia resesi lalu, kita justru makin kuat bahkan mencapai target penjualan hanya dalam waktu satu jam. Yang tumbang adalah pengembang yang main-main, ikut-ikutan. Tapi untuk pengembang yang solid, punya ciri khas, dan keuangan yang kuat, bisa bertahan," pungkas Iwan. (Fik/Ndw)