Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pariwisata Arief Yahya menggenjot promosi lebih maksimal untuk menarik wisatawan asing agar lebih banyak lagi yang berkunjung ke Indonesia.‎ Hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak jumlah wisatawan dan meningkatkan devisa negara.
"Saat pertumbuhan ekonomi sedang turun, yang bisa memberikan devisa dalam waktu singkat adalah sektor pariwisata," ujar Presiden Jokowi saat memberikan arahan pada Rapat Terbatas yang membahas pariwisata, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (24/6/2015).
Baca Juga
Untuk menggenjot pariwisata, Jokowi sudah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan. Namun, menurut Jokowi, masih perlu terobosan lain yang lebih tajam agar ada lonjakan wisatawan yang datang ke Indonesia, sehingga menghasilkan dana segar.
Advertisement
"Bila perlu ada daftar negara untuk bebas visa, ayo (kita) kasih," lanjut Jokowi.
Menurut Jokowi mendatangkan wisatawan asing memang dibutuhkan kreativitas. Salah satunya dengan membuat paket destinasi wisata yang menarik bagi para wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.
Jokowi melihat program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata memang sudah baik. Akan tetapi butuh waktu lama untuk membangunnya. Hal itu lantaran masih menghadapi berbagai kendala, termasuk penyediaan lahan. Padahal sekarang yang diperlukan adalah langkah cepat.
"Kalau sudah diberi izin KEK, lalu apa? Masak cuma penguasaan lahan saja. Bukan seperti itu yang diinginkan," ucap Jokowi.
Karena itu, menurut Jokowi, kalau lahan sudah tersedia, dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun tidak ada perkembangan, izin yang diberikan akan dicabut. Selain itu, untuk mendorong promosi pariwisata, telah dialokasikan kenaikan anggaran sebesar empat kali lipat.
"Diharapkan tahun-tahun berikutnya terus naik, sehingga target 20 juta wisatawan mancanegara tidak perlu menunggu sampai tahun 2020," pungkas Jokowi.(Luqman R/Ahm)