Liputan6.com, Lhoksumawe - Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun di Lhokseumawe, Aceh akan memegang peranan penting bagi bisnis gas alam PT Pertamina (persero) di masa mendatang.
Direktur Utama Perta Arun Gas, Teuku Khaidir mengatakan, fasilitas tersebut merupakan hasil modifikasi kilang yang mengubah gas alam menjadi gas alam cair (Liquid Natural Gas/ LNG). Perubahan LNG dari gas alam dikatakan merupakan pertamakali terjadi di dunia.
"Pertama kali di dunia. Itu akan menjadi sumber tumpuan utama bagi pemenuhan kebutuhan gas industri dan listrik, tidak hanya di wilayah Nangroe Aceh Darussalam, tetapi juga wilayah Indonesia lainnya," kata Khaidir, di terminal regasifikasi Arun, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (25/6/2015).
Menurutnya, dengan status sebagai hub yang memiliki potensi kapasitas storage LNG sebesar 12 juta ton per tahun, Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun memungkinkan Pertamina untuk mencari sumber pasokan LNG yang kompetitif dari berbagai sumber dan memasok berbagai destinasi pasar, dengan kebutuhan domestik sebagai prioritas utama.
"Fasilitas tersebut dapat menjadi pengumpan bagi fasilitas Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG ataupun Floating Storage and Regasification Unit yang sudah ada maupun yang akan dibangun Pertamina," tutur dia.
Selain telah mendapatkan komitmen pasokan dari kilang-kilang LNG domestik, Pertamina juga sudah memastikan pasokan dari sumber-sumber luar negeri.
Pertamina mendapatkan kepastian pasokan LNG dari Cheniere Corpus Christi, Amerika Serikat sebanyak 1,5 juta ton mulai 2019 selama 20 tahun. Selain itu dari Afrika sebanyak 1 juta ton per tahun, mulai 2020 untuk jangka waktu 20 tahun.(Pew/Nrm)
Pertama di Dunia, Pertamina Sulap Terminal Gas LNG Arun
Pertamina mendapatkan kepastian pasokan LNG dari Cheniere Corpus Christi, Amerika Serikat sebanyak 1,5 juta ton.
Advertisement