Liputan6.com, Jakarta - Hingga Juni 2015, pengembang anggota Realestat Indonesia (REI) telah membangun sebanyak 32.076 unit Rumah Sederhana Tapak (RST) yang tersebar di 20 dewan pengurus daerah (DPD). Realisasi itu sekitar 28,1 persen dari komitmen asosiasi tersebut pada 2015 sebanyak 114 ribu unit.
Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy mengatakan realisasi dalam dua bulan sejak pencanangan program Sejuta Rumah pada akhir April 2015 itu menunjukkan tingginya komitmen dan bentuk partisipasi aktif REI dalam menyukseskan program tersebut.
"Realisasi itu baru berasal dari 26 DPD yang sudah memberikan data kepada kami. Sedangkan sisanya ada 8 DPD lagi yang datanya sedang dalam proses, sehingga realisasi hingga Juni itu sebenarnya lebih besar dari 32.076 unit, " kata Eddy Hussy dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Sabtu (27/06/2015).
Beberapa DPD yang belum melaporkan realisasi pembangunan rumah subsidi di daerahnya antara lain Aceh, Batam, Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta.
Dia menambahkan jumlah target yang ditetapkan oleh pengembang REI dalam progam Sejuta Rumah telah melalui penghitungan yang cermat dan melalui evaluasi yang matang di masing-masing DPD REI di masing-masing daerah.
REI optimistis komitmen tersebut akan dapat terlaksana sesuai rencana dan tercapai meski waktu tersisa tinggal enam bulan lagi hingga akhir tahun ini.
"Pencapaian komitmen itu tentunya dengan kondisi jika kendala-kendala permasalahan berupa regulasi, perijinan, dan eksekusi di lapangan dapat diselesaikan," tegas Eddy Hussy.
REI merekomendasikan kepada pemerintah beberapa poin penting untuk mensukseskan program Sejuta Rumah bagi rakyat Indonesia, antara lain sinkronisasi regulasi dan birokrasi yang terkendali dan hingga tingkat terbawah meliputi penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), pengendalian harga dan pembebasan tanah, penyederhanaan dan pembebasan biaya perijinan, serta kemudahan waktu dan biaya sertifikasi.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta kepada Realestat Indonesia (REI) untuk segera memberikan data yang akurat mengenai jumlah pasokan rumah murah yang sudah dan akan dibangun oleh anggota asosiasi tersebut.
Baca Juga
Data tersebut diperlukan untuk mengetahui berapa banyak potensi pembangunan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
“Kami mengapresiasi dukungan REI terhadap pelaksanaan Program Sejuta Rumah ini. Namun kami berharap REI juga bisa memberikan data mengenai data rumah murah yang telah dibangun oleh anggotanya,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan PUPR, Syarif Burhanuddin.
Selain itu, kata Syarif, data yang diberikan nantinya akan digunakan sebagai informasi bagi masyarakat yang mengakses perkembangan Program Sejuta Rumah melalui website sejutarumah.id.
Reporter: Muhammad Rinaldi
Advertisement
(Rinaldi/Ndw)