Liputan6.com, New York - Selama bertahun-tahun pola kerja karyawan berputar di rutinitas pagi dan keluar kantor pada malam hari. Terkadang, karyawan sampai tidak sadar dengan kebijakan perusahaan yang aneh dan membuat tertekan.
Padahal, seharusnya karyawan bisa mencari pekerjaan lebih baik kalau mereka merasa diperlakukan buruk di tempat kerja.
Berikut empat kebijakan perusahaan yang sudah usang dan tidak memiliki tempat lagi di dunia kerja moderen, seperti dikutip dari Forbes.com, Senin (29/6/2015):
1. Membuat ranking karyawan
Mantan CEO General Electric Jack Welch dan banyak pemimpin perusahaan lainnya membuat kebijakan ini. Dalam membuat ranking, seorang pengawas membandingkan karyawan satu dengan lain dan membuat peringkat dari terbaik sampai terburuk.
Hal ini tidak efektif membuat tim mengerjakan pekerjaannya dengan lebih baik. Malah hanya mengusir orang-orang terbaik yang tidak mau diperlakukan seperti tumpukan barang yang terukur.
2. Kebijakan wajib absensi
Ketika mempekerjakan karyawan, Seorang pemimpin harus menerima gagasan kalau mereka kadang bekerja di kantor atau tempat lain. Hal ini bukan masalah besar asalkan pekerjaan terselesaikan tepat waktu.
Pemimpin tidak bisa memperlakukan karyawan seperti anak-anak yang datang dan pergi harus terawasi. Jika ia berpikir karyawan wajib datang tepat waktu ketika sehari sebelumnya mereka lembur, maka ia tidak cocok mengelola pekerja yang berpengetahuan.
Advertisement
Selanjutnya
3. Rasa dukacita basa-basi
Di tempat kerja yang manusiawi, ketika anggota keluarga karyawan ada yang meninggal, manager akan mengatakan, "Saya sangat menyesal dengan kehilangan Anda. Ambil beberapa hari cuti dan kabari kami jika Anda butuh sesuatu."
Dalam tempat kerja tidak manusiawi, manager akan meminta karyawan memberikan bukti kematian relatif Anda. Pola pikir ini sangat tidak mendukung kreativitas dan kerja sama tim.
4.Kewajiban memberikan surat sakit
Aturan utama dalam kepemimpinan adalah perusahaan mempekerjakan orang dewasa, maka perlakukan mereka demikian. Karyawan tidak perlu memberikan surat dokter hanya karena sakit flu.
Seorang pemimpin harus mencoret kebijakan ini supaya dapat melangkah ke depan dan menjadi pemimpin manusiawi.
Reporter: Elsa Analet
(Elsa/Ndw)
Advertisement