Liputan6.com, Jakarta Indonesia memastikan akan menjadi salah satu dari 57 negara yang mendirikan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Komitmen ini ditunjukkan dengan suntikan modal dari Indonesia senilai US$ 672,1 juta atau setara Rp 8,7 triliun.
Dari keterangan resminya di Jakarta, Minggu (28/6/2015), Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro dijadwalkan bertolak ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk melakukan penandatanganan naskah Article of Agreement (AoA) pendirian AIIB pada 29 Juni 2015. Sehingga secara resmi Indonesia menjadi salah satu dari 57 negara sebagai pendiri AIIB.
Baca Juga
Inisiatif pembentukan AIIB disampaikan secara langsung oleh Xi Jinping, Presiden Tiongkok, pada Pertemuan Tingkat Pemimpin Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali, Indonesia pada 2 Oktober 2013.
Advertisement
AIIB merupakan Bank Pembangunan Multilateral yang dirancang untuk memberikan dukungan pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur di Asia baik kepada institusi pemerintah maupun swasta.
Modal yang ditanamkan Indonesia dalam AIIB sebesar US$ 672,1 juta atau setara dengan Rp 8,7 triliun (kurs Rp 13.000) yang dibayarkan dalam lima tahun. Dari komitmen itu, Indonesia menempati urutan pemodal terbesar ke-8 di AIIB.
Modal AIIB direncanakan sebesar US$ 100 miliar dengan modal disetor tunai (paid-in-capital) sebesar 20 persennya. AIIB diharapkan dapat memasuki entry into force pada Desember 2015 dan mulai beroperasi pada awal 2016.
Dalam rangka persiapan operasionalnya, akan dilakukan beberapa pertemuan Chief Negotiators sebelum Desember 2015. AIIB diharapkan dapat membantu mengatasi pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.