Sukses

Top 5 Bisnis: Produsen Olahan Nanas Terbesar Dunia Ada di RI

Indonesia memiliki produsen nanas dalam kaleng yang menjadi pengekspor nomor tiga di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki produsen nanas dalam kaleng yang menjadi pengekspor nomor tiga di dunia. Perusahaan tersebut yaitu Great Giant Pineapple yang berada di Lampung.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan, Great Giant Pineapple berpotensi menjadi pengekspor produk nanas dalam kaleng terbesar di dunia.

"Jika dihitung dalam volume produksi yang terintegrasi dengan lahan pertanian nanas milik sendiri, maka menjadi yang terbesar di dunia. Jadi memang sesuai nama perusahaan, hebat dan meraksasa," ujar Saleh.

Informasi mengenai perusahaan produsen nanas kalengan menjadi artikel yang memikat hati pembaca. Tak hanya itu, artikel menarik lainnya yaitu mengenai ambisi Susi Pudjiastuti selama menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan hingga efisiensi yang dilakukan PT Pertamina (Persero).

Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi Senin, 29 Juni 2015:

1. RI Punya Produsen Olahan Nanas Terbesar di Dunia

Great Giant Pineapple berpotensi menjadi pengekspor produk nanas dalam kaleng terbesar di dunia. Direktur Sustainability Great Giant Pineapple Ruslan Krisno, menjelaskan perusahaan ini memiliki kapasitas produksi nanas dalam kaleng sebesar 200 ribu ton per tahun.

Nilai investasi perseroan sebesar Rp 500 miliar serta menyerap tenaga kerja sebanyak 16 ribu orang. "Nilai ekspor kami mencapai US$ 220 juta atau lebih dari Rp 2,6 triliun," kata dia.

Dari lahan seluas 33 ribu hektare (ha) yang dikelolanya, Great Giant Pineapple berhasil memproduksi nanas dalam kaleng, jus serta konsentrat nanas yang telah dipasarkan ke lebih dari 60 negara tujuan ekspor di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Asia Pasifik.

2. Cara Tangani Pasangan yang Berutang Banyak

Acara pernikahan sudah berlangsung, kini saatnya Anda merencanakan soal keuangan. Mungkin sulit untuk duduk untuk membicarakan soal pendapatan, pengeluaran, dan [utang](2260217 "") bersama-sama. Tapi Anda akan senang telah melakukannya untuk jangka panjang.

Sangat baik apabila Anda dan pasangan saling terbuka soal utang sebelum menikah. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan keuangan dengan matang.

Intinya, hanya karena pasangan memiliki utang, bukan berarti Anda tidak bisa menikah. Perencanaan yang matang dan bijaksana bisa membuat kehidupan pernikahan bahagia selamanya

3. Ambisi Susi Pudjiastuti Selama Jadi Menteri

Selama pemerintahan Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastutimempunyai sederet target setiap tahun maupun dalam lima tahun ke depan. Salah satunya mengembalikan jumlah nelayan di Indonesia.

Dalam kesempatan bincang-bincang dengan Liputan6.com, Menteri Susi mengatakan, target terbesarnya adalah menggerakkan ratusan ribu mantan nelayan untuk kembali melaut. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah nelayan tradisional merosot dari 1,6 juta menjadi 864 ribu rumah tangga sepanjang 10 tahun terakhir.

"Sebelumnya jumlah rumah tangga nelayan ada 1,6 juta nelayan, tapi turun. Kalau bisa mau mengembalikan 800 ribu nelayan," ujar dia saat ditemui di kantornya.

4. Efisiensi, Pertamina Pakai Kapal Sendiri Angkut Minyak Mentah

PT Pertamina (Persero)  mengangkut  minyak mentah dari Malaysia dengan kapal  sendiri untuk meningkatkan efisiensi. Sepanjang Juni, armada kapal Pertamina mengangkut minyak mentah sebanyak tiga kali untuk diolah di kilang milik Pertamina.

Kapal Pertamina, MT Gamalama, jenis Long Range yang memiliki bobot di atas  80.000 metric ton pada Juni melaksanakan dua kali pengapalan minyak mentah dari  Malaysia, yaitu pada 2 Juni 2015 mengangkut kargo minyak mentahsebesar 576.336 barel dari  Terminal Kidurong.

Kemudian, pada 20 Juni 2015 mengangkut kargo minyak mentah sebesar 600.141 barel dari Terminal Kikeh Malaysia. Sementara  itu, kapal Pertamina lainnya, MT Gunung Geulis melaksanakan satu kali pengapalan kargo minyak mentah sebesar 574,812 barel dari Terminal Kikeh, pada 1 Juni 2015.

5. Dua Pengembang Besar Ini Siap Bangun 45 Ribu Unit Rusunami

Realestat Indonesia (REI) menyatakan komitmennya untuk mendukung pemerintah menyukseskan program Sejuta Rumah. Salah satunya dengan berperan aktif mengajak pengembang besar ikut membangun hunian murah.

Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy mengungkapkan dua developer besar yakni PT Agung Podomoro Land Tbk dan Agung Sedayu Group telah menyatakan komitmen untuk membangun 45 ribu unit rumah susun sederhana milik (Rusunami) bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ke depan, REI akan mengajak developer besar lainnya untuk terlibat membangun hunian murah.

(Ndw/Ahm)