Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan industri galangan kapal nasional dipastikan menjadi salah satu prioritas industri nasional. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan kementerian, institusi dan BUMN untuk membeli kapal dari galangan kapal nasional dan ‎bukan impor.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pengembangan industri galangan atau shipyard di dalam negeri, juga akan menghemat anggaran sebesar US$ 1,25 miliar atau Rp 15 triliun per tahun‎ jika dibanding mengimpor kapal.
"Berarti, ini sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan yang diakibatkan dari pembelian kapal impor," ujar Saleh dalam keterangan tertlis di Jakarta, Selasa (30/6/2015).
‎
Advertisement
Selain menghemat anggaran, pembelian kapal dari industri galangan nasional juga akan meningkatkan industri pendukung perkapalan lain di dalam negeri seperti perbankan nasional, lembaga pembiayaan, asuransi, dan komponen.
"Apalagi, langkah strategis ini sesuai Nawa Cita pemerintahan kita. Pak Jokowi bahkan telah langsung menginstruksikan agar kementerian, lembaga dan BUMN wajib membeli kapal dari galangan dalam negeri," lanjutnya.
Saleh mencontohkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memperhitungkan pembelian kapal-kapal dalam lima tahun ke depan. Sedangkan perusahaan-perusahaan BUMN membutuhkan kapal sebanyak 80 unit. "Dari situ, terlihat jelas bagaimana dahsyatnya dampak pembelian kapal ke galangan kapal nasional," kata dia.
Saat ini di Indonesia, terdapat 250 galangan kapal dengan komposisi sebanyak 105 perusahaan berada di Batam dan 145 unit di luar Batam. Guna mendorong pertumbuhan industri galangan kapal nasional, Saleh menyatakan, pihaknya akan memberikan dukungan pada industri bahan baku berupa baja yang diperuntukan bagi industri galangan ‎kapal.
"Produk baja dari PT Krakatau Steel dan Krakatau Posco telah mumpuni mendukung industri ini. Intinya kita siap, apalagi sudah didukung dan diperintahkan Presiden," tutur Saleh. (Dny/Ahm)