Sukses

Pertamina-PGN Kembali Mesra, Menteri ESDM Bahagia

"Yang bikin bahagia itu kemesraan semakin tumbuh antara PGN dan Pertamina, " kata Menteri ESDM Sudirman Said.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku bahagia melihat PT Pertamina (Persero) dan PT Perusaaan Gas Negara (PGN) kembali mesra dalam menjalankan bisnisnya.

Sudirman mengatakan, kondisi tersebut akan memperbaiki sektor energi khususnya bisnis gas. Pasalnya, kedua perusahaan tersebut sebelumnya mengalami gesekan.

"Yang bikin bahagia kemesraan semakin tumbuh antara PGN dan Pertamina, sesuatu yang terjadi lama. Lebih baik dengan karya kita berhuburngan dari pada dengan wacana. Satu per satu unit makin solid," kata Sudirman di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Sudirman mengungkapkan, sektor yang dipimpinnya sedang melakukan pembenahan. Dalam pembenahan tersebut kemungkinan muncul rasa tidak nyaman dalam jangka pendek, namun ke depannya akan terasa baik.

"Kita tahu di sektor ini sedang berbenah. Adanya pembenahan tidak nyaman dalam jangka pendek, agak terhambat karena pelurusan," tuturnya.

Sebelumnya, Pertamina melalui anak usahannya PT Pertamina Gas Niaga, menyepakati perjanjian jual beli gas (PJBG) bersama PGN untuk mengatasi krisis energi di wilayah Sumatera Utara (Sumut).

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menuturkan,  untuk suplai kawasan industri Sumut. PGN membeli gas dari Pertamina sebesar 8  juta kaki kubik per hari (mmscfd) hasil regasifikasi dari LNG di Arun yang mengalir melalui pipa transmisi gas Arun-Belawan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), anak perusahaan Pertamina.

"Perjanjian jual beli gas ini merupakan bentuk kerja sama antara Pertamina dan PGN," ungkap Wianda.

Menurutnya, kerjasama tersebut memberikan jaminan pasokan gas ke industri dan kelistrikan di Sumut sehingga diharapkan membantu pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

"Hal ini merupakan sinergi konkret antara Pertamina dan PGN dalam upaya pemenuhan kebutuhan gas domestik," tutupnya. (Pew/Ndw)