Liputan6.com, Bontang - PT Badak NGL menyatakan sudah bebas dari belenggu tenaga kerja asing atau ekspatriat selama dua tahun terakhir. Kini, perusahaan penghasil gas alam cair (LNG) yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur ini murni diisi putra putri Indonesia.
"Sekarang ekspatriat sudah enggak ada lagi di perusahaan kami. Sumber daya manusia di sini adalah warga negara Indonesia," ujar Senior Manager Corporate Communication Badak NGL, Feri Sulistyo Nugroho saat berbincang dengan wartawan di Bontang, Kaltim, Rabu (1/6/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Manager Media/CSR/Esternal Relation Badak NGL, Busori Sunaryo menambahkan, jumlah ekspatriat atau tenaga kerja asing yang bekerja di Badak NGL semakin menurun, bahkan mulai hilang sejak dua tahun lalu.  Â
"Awalnya pas saya masuk di Badak NGL pada 1998, ada 200 sampai 300 ekspatriat. Tapi dua tahun lalu sudah enggak ada lagi, karena ada kebijakan baru dari perusahaan yang menginginkan pekerja di Badak NGL warga negara Indonesia," jelas dia.
Ekspatriat ini, lanjut dia, sebelumnya bekerja di Badak NGL sebagai tenaga ahli ataupun pemegang saham. Namun kini posisi berubah seiring dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang handal. Saat ini, jumlah karyawan Badak NGL mencapai lebih dari 900 orang.
"Anak-anak Indonesia sudah mampu jadi tenaga ahli, malah orang-orang Amerika belajar kepada kami karena proses produksi LNG di Badak NGL sudah terbukti di mata dunia," terang Feri
Badak Learning Center adalah gerbang utama bagi perseroan untuk berbagi pengalaman selama lebih dari tiga dekade.
Learning Center ini memberi kontribusi kepada perusahaan-perusahaan internasional untuk mempersiapkan tenaga operator, teknisi pemeliharaan, petugas keamanan, darurat dan penyelamatan, teknisi laboratorium dan posisi penting lain guna mengoperasikan serta merawat kilang LNG. (Fik/Nrm)