Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) menyatakan Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi sebesar sembilan persen per tahun dalam 10 tahun mendatang.
Country Director ADB Steven Tabor mengatakan, sebenarnya bukan perkara sulit bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Terlebih kondisi Indonesia dinilai masih lebih baik dari negara-negara lain yang saat ini mengalami gejolak di dalam negerinya.
Baca Juga
"Jika berbicara soal pertumbuhan ekonomi sebenarnya bukan masalah pertumbuhan dalam tahun ini. Pertumbuhan Indonesia dalam 10 tahun mendatang diperkirakan berkisar sedikit di bawah 9 persen per tahun. Ini jauh di atas yang ada sekarang, tapi potensinya memang ada," ujar Steven di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Advertisement
Namun demikian, lanjut Steven, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar potensi pertumbuhan ini dapat maksimal. Pertama, bagaimana memaksimalkan produktivitas investasi yang ada di Indonesia.
"Kalau dilihat dari perspektif jangka panjang, produktivitas investasi di Indonesia lebih rendah dari negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Produktivitas investasi di Indonesia hanya 1/3 dari negara lain di Asia secara keseluruhan," kata dia.
Kedua, produktivitas tenaga kerja di dalam negeri. Dia menjelaskan, produktivitas tenaga kerja di Indonesia memang mengalami kenaikan sebesar 60 persen dalam 14 tahun terakhir. Namun pada periode sama, produktivitas tenaga kerja negara lain seperti India meningkat hingga dua kali lipat. Bahkan di China meningkat hingga lima kali lipat.
"Jadi produktivitas kita memang naik tapi jauh lebih rendah dari kompetitor. Ini juga berdampak pada investasi," lanjutnya.
Ketiga, pemanfaatan perkembangan teknologi dan inovasi belum maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Steven mengatakan, memang teknologi dan inovasi mengalami pertumbuhan namun kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya sebesar satu persen per tahun.
"Itu bukan hal yang hebat. Kalau kita lihat saat adanya industrialisasi di Jepang dan Korea, produktivitas mereka bisa 3 persen per tahun. Di China sekarang berkontribusi sebesar 4 persen-6 persen per tahun. Harusnya kita bisa lebih tinggi dari 1 persen per tahun," tutur Steven. (Dny/Ahm)