Liputan6.com, Jakarta - Perkara gagal bayar utang Yunani menyedot perhatian publik di seluruh dunia beberapa hari ini. Negeri Para Dewa ini dibayang-bayangi krisis. Beruntung, kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih baik dari Yunani karena ditopang kekuatan domestik.
Direktur Utama (Dirut) Mandiri Sekuritas Abi Prayadi, mengungkapkan, faktor gagal bayar utang maupun referendum Yunani tidak mempengaruhi perekonomian Indonesia terlalu besar. Kondisi tersebut dianggap sebagai sentimen biasa dari ekternal.
"Kita harus hilangkan persepsi bahwa Indonesia sama dengan Yunani. Itu enggak bagus dan berbahaya. Yang jelas Indonesia sangat berbeda dengan Yunani," ucap dia saat acara Buka Puasa Bersama di Kaffeine Resto, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Menurut Abi, ada beberapa hal yang membedakan Indonesia dengan Yunani dari sisi fundamental ekonominya. Indonesia juga mempunyai basis 250 juta penduduk yang bisa menjadi kekuatan bangsa ini.
"Populasi kita 250 juta jiwa di mana semuanya bisa mendongkrak permintaan domestik. Penduduk Yunani enggak sampai segitu, bagaimana mau menolong negaranya," terang Abi.
Indonesia, lanjutnya, mempunyai kekayaan alam berlimpah. Kekayaan alam ini dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, membangun industri hilirisasi yang akan membuka peluang investasi bagi swasta dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
"Indonesia masih punya kekayaan alam. Yunani tidak punya. Jadi jelas beda dong. Kalau ekonomi Indonesia membaik, maka negara ini akan dilirik para investor," ucap Abi. (Fik/Ndw)
Ini Beda Ekonomi RI dengan Yunani
Faktor gagal bayar utang maupun referendum Yunani tidak mempengaruhi perekonomian Indonesia terlalu besar.
Advertisement