Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka anjlok pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) merespons risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang digelar pada bulan lalu.
Dilansir dari Xinhua, Jumat (10/7/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus tercatat turun US$ 4,3 atau 0,37 persen menjadi US$ 1.159,2 per ounce.
Logam mulia berada di bawah tekanan setelah Komite Pasar Terbuka Federal AS merilis risalah pertemuan bulan sebelumnya. Investor mengamati dengan seksama sinyal-sinyal The Fed akan menaikkan suku bunga acuan untuk pinjaman bank.
Awalnya investor memperkirakan kenaikan suku bunga pada Juni namun karena beberapa laporan tingkat pekerjaan yang dirilis lebih lemah dari yang diharapkan, perkiraan telah didorong kembali ke September. Laporan ini menyokong pendukung klaim itu.
Indeks dolar AS naik 50 persen menjadi 96,69 pada pukul 18.15 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Berbeda dengan emas, harga perak untuk pengiriman September justru naik US$ 19,8 sen atau 1,31 persen menjadi US$ 15,361 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$ 13,4 atau 1,29 persen menjadi US$ 1.022,4 per ounce. (Ndw/Gdn)