Liputan6.com, Jakarta - Pedagang Pasar Induk Kramat Jati mengaku kecewa atas kebijakan pemerintah dalam mengontrol harga bawang merah. Lantaran, meski berniat baik dengan membatalkan rencana impor, namun tidak tepat sasaran.
Seorang pedagang Hasan Putra, mengatakan naiknya harga bawang merah sejak beberapa waktu lalu karena turunnya pasokan disebabkan musim hujan.
"Kalau bawang merah gejolak naik, bulan tiga, empat, lima karena musim hujan," kata dia di Jakarta, Jumat (10/7/2015).
Sementara, ketika jumlah pasokan mulai pulih justru pemerintah melakukan operasi pasar. Langkah tersebut dinilai kurang tepat."Yang saya sayang ketika pasokan ada malah operasi pasar," tambahnya.
Maka dari itu, dia menuturkan tak mau disalahkan ketika terjadi lonjakan harga bawang.
"Jadi bagaimana pedagang tidak disalahkan, naik disalahkan turun disalahkan," paparnya.
Sementara, terkait dengan mafia bawang merah dia menampik hal tersebut. Dia bilang, mafia dalam bentuk penimbunan sulit dilakukan karena bawang daya tahannya tak cukup lama.
"Mudah-mudahan ke depan, jangan kami disalahkan untuk harga. Saya baca ada mafia, ada spekulan. Bawang merah tidak bisa spekulasi karena jual secepat-cepatnya," tandas dia. (Amd/Ndw)
Bawang Merah Mahal, Pedagang Tak Mau Disalahkan
Pedagang Pasar Induk Kramat Jati mengaku kecewa atas kebijakan pemerintah dalam mengontrol harga bawang merah.
Advertisement