Liputan6.com, Jakarta - PD Pasar Jaya telah membuat jadwal operasi pasar di Jakarta jelang Hari Raya Idul Fitri 2015 ini. Langkah pembuatan jadwal tersebut diharapkan bisa menjaga fluktuatif harga komoditas.
Asisten Hubungan Masyarakat PD Pasar Jaya, Agus Lamun menuturkan, dengan pengaturan waktu operasi pasar tersebut maka PD Pasar Jaya bisa mengatur pasokan sehingga harga tidak akan berubah drastis.
"Kami ingin operasi pasar tidak ada di satu tempat setiap saat. Tentu ada yang jual komoditas yang sama. Operasi pasar sudah dijadwalkan setiap harinya," kata dia, Jakarta, Jumat (10/7/2015).
Selama ini, langkah operasi pasar memang dikeluhkan oleh beberapa pedagang karena membuat dagangan mereka tidak laku. Pasalnya, barang-barang yang dijual pada operasi pasar sama dengan yang dijual oleh para pedagang pasar sehingga membuat pasokan lebih.
Namun Agus membela diri, mendekati Lebaran, pedagang biasanya menaikan harga untuk mencari untung lebih. Oleh karena itu PD Pasar Jaya mengadakan operasi pasar. "Sebenarnya kami tak bisa menyalahkan pedagang. Mereka merasa momen mereka mengais untung lebih," katanya.
Agus juga mengungkapkan, beberapa operasi pasar berlangsung ricuh karena kurangnya koordinasi. Sebelumnya ada kejadian truk yang akan melakukan operasi pasar di usir oleh para pedagang pasar. "Sebenarnya kurang koordinasi saja, kurang informasi saja," ujarnya.
Sementara, pedagang Pasar Induk Kramat Jati yang ditemui Liputan6.com mengatakan harga beberapa komoditas mulai terkerek naik. Harga cabai keriting telah tembus Rp 30 ribu per kg. Kemudian, cabai rawit merah telah melesat di angka Rp 40 ribu per kg, dari sebelumnya Rp 20 ribu per kg.
"Rawit merah Rp 40 ribu, sudah tiga hari dari Rp 20 ribu. Setiap hari naiknya Rp 10 ribu," ujarnya.
Komoditas lain yang terpantau tinggi mendekati lebaran ini adalah komoditas jengkol. Harga jengkol sudah menembus Rp 40 ribu per kg. "Kalau Betawi nyari jengkol. Hajatan pasti cari jengkol," tandas dia. (Amd/Gdn)
Kendalikan Harga, PD Pasar Jaya Atur Waktu Operasi Pasar
Beberapa operasi pasar berlangsung ricuh karena kurangnya koordinasi.
Advertisement