Sukses

Pertamina Impor 2 Juta Barel, Stok BBM Aman Selama Lebaran

Pertamina mencatat, volume premium mencapai 1,42 juta kilo liter (Kl) hingga 10 Juli 2015.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji sangat aman selama Lebaran. Lantaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menambah pasokan impor BBM sampai 2 juta barel guna memenuhi tingginya konsumsi BBM dan elpiji selama arus mudik.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang mengatakan volume Premium mencapai 1,42 juta Kiloliter (Kl), minyak tanah 155,84 ribu Kl, Solar sebanya 1,39 juta Kl, sebanyak 334,31 ribu Kl untuk volume Avtur dan elpiji mencapai 288,99 ribu metrik ton hingga 10 Juli 2015.

Dia menegaskan, kondisi stok Premium sampai 10 Juli ini mencapai 83.101 Kl atau cukup 17,06 hari, minyak tanah 2.400 Kl untuk 64,93 hari, Solar 59.526 Kl untuk 23,33 hari, Avtur 12.786 Kl untuk 26,15 hari dan elpiji 18.093 Kl untuk 15,97 hari.

"Kondisi stok BBM dan elpiji hingga 10 Juli ini aman meski terjadi peningkatan konsumsi. Hal yang sama terjadi pada BBM non PSO, di mana penyaluran Pertamax dan Pertamax Plus sekira 4 persen di atas proyeksi, tapi stok berada pada level di atas 30 hari," jelas dia saat ditemui di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Untuk Premium, kata Ahmad, konsumsinya bisa melonjak 40 persen di atas hari normal pada H-1 Lebaran. Saat arus mudik, konsumsi Premium akan mencapai 106,3 ribu Kl. Sementara konsumsi Premium di arus balik (H+3) 100,9 ribu Kl. Perkiraan perseroan terhadap konsumsi Premium H-15 sampai H+15 bakal meroket 17,8 persen menjadi 89.817 Kl dari rata-rata hari normal 76.258 Kl.

Konsumsi Solar justru menurun akibat truk-truk besar (kecuali pengangkut sembako) yang dilarang beroperasi. Perkiraan konsumsi Solar menurun 10,7 persen menjadi 33.250 Kl dari hari normal 37.228 Kl. Sedangkan konsumsi avtur naik 10,1 persen dari 11.534 Kl menjadi 12.701 Kl, dan elpiji dari 19.779 metrik ton menjadi 20.453 metrik ton atau naik 3,5 persen.

Pasokan BBM tersebut, Ahmad mengakui, terpenuhi dari tambahan impor BBM sekira 2 juta barel, terutama di Mei 2015 sebanyak 1 juta barel dan 1 juta barel lagi pada periode Juni-Juli ini. Sehingga impor dari yang biasanya 8 juta barel menjadi 10 juta barel.

"Tidak banyak uang yang diperlukan, kalau dibilang sampai US$ 500 juta itu selama Lebaran atau sebulan. Normalnya saja sehari butuh uang buat impor US$ 150 juta atau US$ 150 miliar sebulan," pungkas dia. (Fik/Ahm)

Video Terkini