Liputan6.com, New York - Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini membuat perjalanan ke luar negeri menjadi lebih terjangkau bagi pemilik mata uang itu.
Sejak tahun lalu, mata uang Negeri Paman Sam itu telah menguat terhadap sebagian besar mata uang negara di dunia.
Baca Juga
Hal itu disebabkan ketakuatan para pelaku pasar terhadap krisis utang Yunani dan anjloknya bursa saham China. Di saat yang sama, moda transprtasi untuk penerbangan international mengalami penurunan harga karena merosotnya harga minyak dunia, sehingga meningkatkan kompetisi antar maskapai.
Advertisement
"Ini merupakan momen yang langka dan saatnya yang tepat untuk bepergian," kata Dara Continenza, editor for flight sale-tracker Hopper.com dilansir dari CNBC, Senin (13/7/2015).
Menurut Gabe Saglie, editor senior pada Travelzoo, Yunani menjadi tempat yang masih banyak dikunjungi para wisatawan, meskipun ke depan permintaan kunjungan akan mengalami penurunan.
Sebab, para wisatawan dan penyedia jasa wisata cenderung menunggu untuk melihat apakah Negeri Para Dewa itu tetap berada di zona eropa atau tidak.
Namun, 19 negara pengguna mata uang euro, termasuk Prancis dan Jerman, dan tujuh negara tujuan lainnya menawarkan barang murah dibandingkan dengan tahun lalu berkat dolar AS yang lebih kuat dan promosi lainnya.
Lengkapnya, berikut lima negara yang bisa Anda kunjungi saat dolar AS sedang perkasa:
1. Swedia
Dibandingkan tahun lalu, nilai tukar mata uang dolar AS meningkat 23 persen terhadap mata uang Swedia. US$ 1 kini setara dengan 8,36 kronor.
Hal ini membuat harga tiket pesawat pulang pergi turun 2 persen menjadi US$ 823 sejak tahun lalu.
Ini menguntungkan karena selama ini Swedia terkenal dengan destinasi yang mahal, akan tetapi pada tahun ini, dolar AS yang kuat membuat biaya perjalan menjadi lebih terjangkau.
Naiknya penjualan, termasuk rute baru dari Norwegian Air menekan harga pada bulan september sebesar US$ 649 untuk perjalanan pulang pergi.
2. Rusia
Dolar AS sangat perkasa, menguat 60 persen terhadap rubel, dengan kurs saat ini di level 55,49 rubel per US$ 1. Di sisi lain harga tiket penerbangan pulang pergi turun hingga 22 persen, dengan tarif pulang pergi sekitar US$ 675.
Pemerintah Rusia telah melakukan sejumlah kebijakan demi menghentikan pelemahan rubel dan menekan inflasi sejak akhir tahun lalu.
Uni Eropa
3. Zona Eropa
Nilai tukar dolar AS terhadap euro meningkat 22 persen dibanding tahun sebelumnya. Saat ini US$ 1 setara dengan 0,9 euro.
Saat ini tiket pesawat pulang pergi ke Eropa tercatat sebesar US$ 949, naik 3 persen dari tahun lalu. Tapi kenaikan tidak berarti karena dolar menguat.
Ada dua strategi tujuan untuk memanfaatkan dolar Anda di negara-negara pengguna mata uang euro, kunjungi negara dengan harga yang murah sepenjang waktu seperti Ceko, atau pergi ke kota-kota jetset seperti Paris, Milan atau Dublin, yang menjadi lebih terjangkau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 4. Jepang
Tak hanya di kawasan Eropa, dolar AS juga menguat di negara Asia seperti Jepang. Tercatat, US$ 1 saat ini dihargai 122,9 yen atau naik 21 persen dibanding tahun lalu.
Hal ini membuat harga tiket pesawat terasa lebih murah. Harga tiket pesawat penerbangan pulang pergi menuju Jepang kini dibanderol US$ 1.050, turun 7 persen dari tahun lalu.
Pelonggaran moneter dari Bank of Japan (BoJ) telah memukul yen terjerembab terhadap dolar AS. Jadi, jika dikombinasikan dengan turunnya tarif tiket pesawat membuat Jepang menjadi destinasi yang menarik bagi para turis asal AS.
5. Meksiko
Sementara itu, peso mata uang negara meksiko juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS, berada di level 15,68 peso per 1 US$ atau naik 21 persen dari tahun lalu. Penerbangan pulang-pergi menuju meksiko kini hanya $ 381, turun 20 persen dari tahun lalu.
Rendahnya nilai tukar peso pada tahun ini menjadi daya tarik tersendiri. Contohnya, di Viceroy Zihuatanejo luar Playa La Ropa, tarif diskon hingga 55 persen di bawah harga standar. Â (Ilh/Ndw)
Reporter: Ifsan Lukmannul Hakim
Advertisement