Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan pesimistis dapat mencapai target penerimaan bea keluar yang dipatok Rp 12 triliun sampai akhir tahun ini. Penyebabnya, harga komoditas masih tertekan.
Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi memperkirakan, Direktorat Jenderal Bea Cukai hanya mampu mengumpulkan penerimaan bea keluar sebesar Rp 9 triliun dari target Rp 12 triliun di 2015.
"Kami akan shortfall di angka Rp 9 triliun atau di bawah sedikit lah," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di KPU Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta, Senin (13/7/2015).
Heru menjelaskan, harga komoditas belum bergerak naik atau masih melemah. Terutama dari harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang merosot menjadi US$ 750 per metrik ton.
"Harga CPO belum pernah sampai US$ 750 per metrik ton CPO, sehingga kami tidak akan dapat apapun dari CPO. Itulah alasannya bea keluar bakal shortfall," papar dia.
Dari catatan Bea Cukai, realisasi penerimaan bea cukai sepanjang semester I 2015 ini mencapai Rp 77,6 triliun dari target sebesar Rp 195 triliun sampai dengan akhir tahun ini. Terdiri dari Rp 60,1 triliun merupakan penerimaan cukai dan Rp 15,4 triliun bea masuk dan bea keluar Rp 2 triliun.
Cukai Hasil Tembakau Rp 58,3 triliun, dari Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) Rp 1,7 triliun, Etil Alkohol (EA) Rp 100 miliar, Bea Masuk Rp 15,4 triliun, Bea Keluar Rp 2 triliun.
Dibanding realisasi periode yang sama 2014, penerimaan cukai mencapai Rp 57,4 triliun. Terdiri dari cukai Hasil Tembakau Rp 55 triliun, cukai MMEA Rp 2,3 triliun, cukai dari EA Rp 100 miliar, Bea Masuk sebelumnya lebih tinggi Rp 16,3 triliun dan Bea Keluar Rp 7,2 triliun. (Fik/Gdn)
Harga Komoditas Anjlok, Penerimaan Bea Keluar Seret
Realisasi penerimaan bea cukai sepanjang semester I 2015 ini mencapai Rp 77,6 triliun.
Advertisement