Sukses

Pertamina Operasikan 8 Proyek Hilir Senilai Rp 687,3 miliar

Contoh proyek hilir tersebut adalah relokasi dan penambahan kapasitas storage Depot Elpiji Tanjung Priok.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meresmikan pengoperasian delapan infrastruktur hilir minyak dan gas bumi untuk mendukung kemandirian energi nasional.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, nilai dari delapan proyek tersebut mencapai Rp 687,3 miliar. Contoh proyek hilir tersebut adalah relokasi dan penambahan kapasitas storage Depot Elpiji Tanjung Priok dilakukan dengan memindahkan 10 tanki penimbunan Elpiji, filling shed dan fasilitas penunjang, serta membangun tanki elpiji baru berkapasitas 4x2.500 Metrik Ton (MT).

"Proyek relokasi dan penambahan kapasitas yang mempunyai nilai Rp 440 miliar tersebut telah meningkatkan kapasitas tampung Depot LPG Tanjung Priok dari 9.000 MT menjadi 19.000 MT sehingga keberadaannya semakin vital bagi penyediaan Epiji untuk wilayah Jawa Bagian Barat," kata Dwi, di Depot Elpiji, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (14/7/2015).

Ia melanjutkan, proyek lain adalah pipanisasi Avtur dari Instalasi Surabaya Group di Tanjung Perak ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) sepanjang 35,19 kilometer (km) dengan kapasitas laju 200 Kilo Liter (KL) per jam. Proyek tersebut menelan biaya investasi Rp 106,7 miliar.

"Dengan pipanisasi tersebut, Pertamina dapat menghemat ongkos angkut Avtur sekitar Rp11,24 miliar per tahun," tuturnya.

Proyek hilir lainnya adalah pembangunan fasilitas filling station LNG plant 26 Bontang senilai Rp 8 miliar dimaksudkan untuk mendorong lebih cepat program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas alam cair Liquid Natural Gas (LNG), dengan sasaran pertama perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan.

Jika seluruh potensi pasar LNG di Kalimantan dapat tergarap, maka program konversi BBM ke LNG bisa memberikan potential saving sekitar US$770 juta per tahun dan penghematan devisa US$2,5 miliar.

Selain itu, Pertamina juga membangun tiga proyek fasilitas pengisian bahan bakar LGV yang telah dilaksanakan di Stasiun Pengisan Bahan Bakar Umum (SPBU) COCO Solo Baru, SPBU COCO Margonda, Depok, dan SPBU DODO di Bogor masing-masing berkapasitas 6 MT dengan kapasitas pengisian dispenser 40-100 liter per menit.

Dengan adanya proyek senilai total R p4,7 miliar tersebut, kini total jumlah SPBU yang menyediakan fasilitas pengisian bahan bakar LGV mencapai 21 unit.

Sementara itu, dua unit SPBG COCO Online di Cililitan dan Pulogadung, Jakarta Timur dengan total nilai investasi Rp 127,9 miliar juga segera dioperasikan untuk mendukung program konversi BBM ke bahan bakar gas.

"Masing-masing SPBG tersebut memiliki kapasitas sebesar 1 mmscfd atau 30 ribu liter setara premium," pungkasnya. (Pew/Gdn)