Sukses

Janet Yellen: Suku Bunga AS Bakal Naik pada Akhir 2015

Pimpinan The Fed Janet Yellen mengatakan, ada prospek baik untuk peningkatan data pasar tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan.

Liputan6.com, Washington - Pimpinan bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan naik pada akhir 2015.

Selain itu, Yellen menambahkan, ada prospek baik untuk peningkatan data pasar tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan. Yellen menyampaikan hal itu di depan Kongres Amerika Serikat (AS).

Akan tetapi, Yellen mengingatkan, potensi risiko turbulensi lanjutan dari Yunani dan China terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Setelah pernyataan tersebut, bursa saham AS sedikit berubah. Indeks saham Dow Jones sempat naik 0,09 persen dan indeks saham S & P 500 naik 0,16 persen.

"Itu pada dasarnya merupakan pengembangan dari pidatonya pada Jumat," kata Tom Porcelli, Ekonom RBC Capital Markets, mengutip laman BBC, Kamis (16/7/2015).

Yellen mengaku kalau data pasar tenaga kerja AS masih volatile. Akan tetapi, pihaknya akan menunjukkan kalau kebijakan moneter harus tetap akomodatif dengan suku bunga tetap rendah. "Terlalu banyak orang tidak mencari pekerjaan tapi akan melakukannya jika pasar tenaga kerja lebih kuat," kata Yellen.

Namun, pihaknya juga tetap mewaspadai gejolak global seperti krisis Yunani dan China. "China terus bergulat dengan tantangan yang ditimbulkan oleh utang yang tinggi, pasar properti lemah dan kondisi keuangan volatile," tutur Yellen.

Di sisi lain ia menambahkan, kalau pertumbuhan ekonomi global dapat lebih cepat. Hal itu bisa memberikan dukungan terhadap kegiatan ekonomi AS.
Selain itu, Yellen mengatakan kalau ekonomi berkembang sesuai yang diharapkan maka akan ada penyesuaian di beberapa titik untuk dapat menaikkan suku bunga pada 2015.

Awal bulan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan AS atas kebijakan menaikkan suku bunga pada 2015. IMF menyarankan menjaga suku pada tingkat saat ini antara 0 persen dan 0,25 persen pada paruh pertama 2016 dengan kenaikan bertahap setelahnya. (Ilh/Ahm)

Video Terkini