Sukses

Inflasi Juli Diperkirakan Melandai

Pemerintah telah mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok sehingga kenaikan inflasi bisa dikendalikan.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom memperkirakan bahwa laju inflasi paska bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri 2015 bakal menurun. Hal tersebut terjadi karena pemerintah telah mampu mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Aviliani mengungkapkan, angka inflasi setelah Lebaran tidak akan tinggi lagi. Seperti tahun lalu, Pemerintah telah mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok sehingga kenaikan inflasi bisa dikendalikan.

"Inflasi setelah Lebaran cenderung sama seperti tahun lalu. Di 2014 juga tidak tinggi. Tahun lalu cukup bagus inflasinya karena pemerintah bisa menjaga harga bahan pokok," kata Aviliani di kediaman Menteri Keuangan, Komplek Widya Chandra, Jakarta, Jumat (17/7/2015).

Namun, Aviliani tetap mengingatkan pemerintah agar tetap menjaga belanja di semester II 2015 ini. Dalam rencananya pemerintah akan menggeber belanja untuk mendorong pembangunan infrastruktur. Karena sebagian besar bahan baku infrastruktur adalah impor, ada kemungkinan membuat rupiah melemah karena kebutuhan dolar AS akan meningkat. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Juni 2015 mencapai 0,54 persen. Sementara, berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), 76 kota tercatat mengalami inflasi dan 6 kota deflasi.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan inflasi paling tinggi terjadi di Sorong sebesar 1,9 persen dan terendah di palu 0,03 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual yaitu 0,08 persen.

"Deflasi di Tual disebabkan oleh produk ikan yang cukup tinggi suplai ke pasar dalam negeri. Biasa kalau suplai tinggi harga turun," ujarnya. Untuk laju inflasi year on year (Juni 2014-Juni 2015), tercatat mencapai 7,26 persen. (Pew/Gdn)