Sukses

Top 5 Bisnis: Iran Buka Akses Bisnis Kecuali AS Disukai

Sanksi AS yang melarang warganya berinvestasi di Iran masih belum kunjung dicabut.

Liputan6.com, Jakarta - Iran berencana membuka kembali  akses bisnisnya ke dunia. Itu usai kesepakatan atas program nuklir Iran pada pekan lalu dapat mengangkat seluruh sanksi yang selama ini mengekang perekonomian negara tersebut, termasuk juga membuka peluang bagi generasi muda dan berpendidikan, dan membuktikan posisinya sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar ke-4 di dunia.

Meskipun kesepakatan itu akan memberikan akses pada seluruh dunia untuk merambah pasar Iran, tapi sanksi AS yang melarang warganya berinvestasi di Iran masih belum kunjung dicabut.

Artikel tentang ini pun menuai perhatian pembaca Liputan6.com. Berikut daftar lengkap berita paling dicari di kanal bisnis, Senin (20/7/2015):

1. Iran Bakal Buka Akses Bisnis ke Dunia, Kecuali Buat AS?

Kesepakatan atas program nuklir Iran pada pekan lalu dapat mengangkat seluruh sanksi yang selama ini mengekang perekonomian negara tersebut, termasuk juga membuka peluang bagi generasi muda dan berpendidikan, dan membuktikan posisinya sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar ke-4 di dunia. Kondisi ini tampak menjanjikan bagi para pengusaha internasional, kecuali bagi perusahaan-perusahaan di AS.

Melansir laman CNBC, Minggu (19/7/2015), meskipun kesepakatan itu akan memberikan akses pada seluruh dunia untuk merambah pasar Iran, tapi sanksi AS yang melarang warganya berinvestasi di Iran masih belum kunjung dicabut.

2. Bank Dunia: Pertumbuhan China Bikin Iri Negara Lain

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan, China masih memiliki banyak kemampuan untuk mencapai target pertumbuhan tahunan sekitar 7 persen. Itu masih bisa tercapai meskipun beberapa waktu ini, China sempat mengalami perlambatan pertumbuhan dan kerontokan di bursa saham.

"Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto 7 persen masih menjadi kecemburuan dunia. Tak diragukan lagi, China terus meningkatkan perannya untuk berkembang di dunia," terangnya seperti dilansir dari Shanghai Daily, Minggu (19/7/2015).

3. Ribuan Orang Kaya China Pilih Menetap di Luar Negeri

Belakangan ini banyak kalangan kaya China yang memilih meninggalkan negara mereka dan tinggal di negara lain. Langkah kepindahan mereka tersebut dibantu oleh perusahaan yang memang khusus memberikan layanan kewarganegaraan, LIO Global.

Mengutip Forbes, Minggu (19/7/2014), LIO mencatat bahwa kurang lebih 91 ribu orang kaya China memilih untuk menetap di luar negeri dalam kurun waktu 14 tahun terakhir. Jumlah tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh New World Wealth dan LIO Global.

4. Dua Jurus Jitu Tetap Berpikir Positif Saat Bekerja

Bila Anda punya masalah dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi, kemungkinan besar cenderung melihat apa yang "tidak beres" terlebih dahulu, dan bukan melihat "apa yang sudah berhasil dilakukan dengan baik".

Hal itu sangat manusiawi bila melihat aspek negatif terlebih dahulu. Manusia pada umumnya banyak yang berpikir seperti itu. Berdasarkan penelitian menunjukkan lebih banyak pikiran negatif dari pada positif dalam diri seseorang. Menurut studi tersebut, dalam sehari rata-rata manusia berpikir 70-80 persen hal negatif. Jadi harus bagaimana menyikapi hal tersebut ?

5. Bos Goldman Sachs Kini Jadi Miliarder

Lloyd Blankfein, Chief Executive Organization (CEO) Goldman Sachs sejak 2006 kini menjadi salah satu miliarder. Kekayaan salah satu legenda Wall Street ini mencatatkan kenaikan menjadi US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun. (asumsi kurs Rp 13.342 per dolar Amerika Serikat).

Berdasarkan indeks Bloomberg Billionaires, lulusan Universitas Harvard ini mencatatkan kenaikan kekayaan dari kepemilikan sahamnya di Goldman Sachs. Total aset yang dikelola Goldman Sachs mencapai US$ 911,5 miliar. Demikian mengutip dari Business Insider, Minggu (19/7/2015).

(Nrm/Igw)