Liputan6.com, Jakarta - Setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) Safari Ramadan ke Aceh dan daerah lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil memanfaatkan Lebaran untuk berlibur ke Vietnam. Bukan saja hanya berjalan-jalan, tapi juga memantau harga jual bahan bakar minyak (BBM).
Sofyan bercerita kunjungannya ke Vietnam tak disia-siakan untuk mengamati perkembangan ekonomi negara tersebut. "Saya baru pulang dari Vietnam, selama dua hari setelah Lebaran ke sana. Saya melihat bagaimana perkembangan ekonomi Vietnam," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (22/7/2015).
Dia merasa terkesan dengan geliat pembangunan infrastruktur di Vietnam. Padahal, katanya, pendapatan per kapita penduduk Vietnam masih kurang dari US$ 2.000. Anggaran membangun infrastruktur berasal dari pajak BBM. Tak heran, bila harga BBM di Vietnam cukup mahal.
"Pendapatan per kapita penduduk Vietnam baru di bawah US$ 2.000, tapi harga bensinnya US$ 1,1 per liter. Rakyat Vietnam terima saja karena pajak yang diambil dari BBM untuk infrastruktur, makanya mereka sedang bangun subway di Ho Chi Min," jelas Sofyan.
Sementara Indonesia, lanjutnya, pendapatan per kapita sudah mencapai US$ 4.700, namun baru sekarang mengebut pembangunan subway. Itu karena anggaran negara selama ini habis untuk subsidi BBM. Kini, reformasi subsidi sudah dilakukan, di mana pemerintah dan DPR akhirnya menghapus subsidi Premium serta menetapkan subsidi tetap untuk Solar.
"Kalau bangun infrastruktur lebih banyak, ongkos logistik kita bisa berkurang, dan kita lebih efisien," pungkasnya. (Fik/Ndw)
Liburan ke Vietnam, Menko Sofyan Cek Harga BBM
Menko Sofyan bercerita kunjungannya ke Vietnam tak disia-siakan untuk mengamati perkembangan ekonomi negara itu.
Advertisement