Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha menilai sulit bagi pemerintah untuk mencapai serapan anggaran di atas 90 persen hingga akhir tahun. Butuh kerja keras dari pemerintah agar penyerapan anggaran tidak hanya maksimal tetapi juga efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sampai akhir tahun agak berat, karena situasi dan juga kan tinggal 5 bulan lagi. Tapi kalau ada niat bisa saja," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Haryadi Sukamdani di Jakarta, seperti ditulis Kamis (23/7/2015).
Menurut Haryadi, selain memaksimalkan serapan anggaran di tingkat pusat, pemerintah juga harus memastikan serapan anggaran di daerah juga maksimal dan efektif pada sisa tahun ini.
Dia menjelaskan, saat berkunjungan ke Nusa Tenggara Timur (NTT), dirinya kaget lantaran sisa anggaran tahun lalu jauh lebih besar dari anggaran yang diserap. Padahal masyarakat di provinsi tersebut masih berada dalam garis kemiskinan.
"Ini jangan lihat penyerapan di pusat saja, tapi daerah. Di daerah saja kemarin saya dari NTT masa anggaran Rp 3,2 triliun, silpa-nya (sisa lebih pembiayaan anggaran) Rp 2,5 triliun. Padahal di daerah kan masih banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan," jelasnya.
Oleh sebab itu, Haryadi berharap pemerintah juga memperhatikan serapaan anggaran di tingkat daerah. Pasalnya, justru penggunaan anggaran di daerah yang langsung menyentuh masyarakat sehingga roda ekonomi di daerah bisa bergerak.
"Yang dirasakan masyarakat kan dari APBD-nya, sedangkan dari APBN itu kan untuk infrastruktur. Jadi alokasi di daerah yang sangat berpengaruh itu dari APBD," tandasnya. (Dny/Ndw)
Pengusaha Minta Pemerintah Genjot Penyerapan Anggaran
Pengusaha menilai sulit bagi pemerintah untuk mencapai serapan anggaran di atas 90 persen hingga akhir tahun.
Advertisement