Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan kondisi perbankan di Indonesia tidak terpengaruh dengan ekonomi Indonesia melambat pada kuartal I 2015. Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7 persen pada kuartal I 2015.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Heru Budiargo‎ mengungkapkan ketahanan perbankan tersebut dibuktikan dengan masih baiknya kinerja perbankan sampai saat ini. Hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal bank dan rasio kredit macet.
"Kami juga melihat daya tahan perbankan dan fundamental ekonomi relatif baik. Kalau CAR perbankan masih di level 20,5 persen, itu bagus sekali, NPL gross di kisaran 2,45 persen, NPL bersih hanya 1,42 persen, jadi cadangannya juga cukup dan baik sekali," kata Heru di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Advertisement
Tak hanya itu, indikasi kinerja perbankan lainnya juga dilihat dari angka Loan to Deposit Ratio (LDR) atau rasio penyaluran kredit terhadap sumber penerimaan dana yang tidak melampaui 90 persen. Selain itu biaya operasional perbankan juga relatif terjaga di kisaran 79 persen.
Heru yakin seiring optimisme Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan percepatan pembangunan dan penyerapan anggaran pemerintah membawa dampak yang signifikan terhadap ekonomi secara umumnya dan khusus terhadap perbankan .
‎
"Jadi kami hanya menyampaikan analisa kami sejauh ini tidak ada dampak yang signifikan, tidak ada bank-bank yang bermasalah secara khusus akibat dari tekanan eksternal dan perekonomian kita," tegas Heru.
Namun demikian dirinya tidak memungkiri ada beberapa bank yang telah dilikuidasi atau pun dicabut izinnya oleh LPS. Namun begitu hal itu lebih disebabkan oleh moral hazard bukan karena dampak pelemahan ekonomi. (Yas/Ahm)