Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan investor menyambut baik penerbitan surat utang negara (SUN) bermata uang Euro atau Euro Bond pada 2015.
"Kita issuer pertama di luar Eropa untuk tahun ini. Kemudian kita juga melihat komposisi pembeli atau investor dari Eropa. Memang sesuai harapan kalau Eropa pasar utama dari Euro bond kita," kata Bambang, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (24/7/2015).
Pemerintah menerbitkan Euro Bond sebesar 1 milliar Euro dengan tenor 10 tahun dan kupon ditawarkan 3,25 persen hingga 3,75 persen. Jatuh tempo SUN berdenominasi Euro ini pada 30 Juli 2025. Hal tersebut dianggap mampu menambah dana dalam negeri.
Advertisement
"Ini cukup bagus karena menambah pembiayaan kita dan sudah sesuai target," tutur dia.
Bambang menambahkan, pihaknya masih menyelesaikan prosedur Samurai Bond. "Samurai bond masih dalam proses, proses book building," kata Bambang.
Euro Bond dan Samurai Bond adalah salah satu dari empat instrumen pembiayaan defisit fiskal yang direncanakan dalam rancangan APBN-P 2015.
Penerbitan obligasi negara tersebut digunakan untuk menutup defisit APBN-P 2015 sebesar Rp225,9 triliun atau 1,9% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Penerbitan Euro Bond
Penerbitan Euro Bond
Pemerintah menjual SUN dalam denominasi Euro seri RIEL R0725. Transaksi ini merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes sebesar US$ 30 miliar.
SUN dalam denominasi Euro ini ditawarkan 1,25 miliar Euro dengan tingkat kupon 3,375 persen dan yield 3,555 persen. Price sekitar 98,507 persen.
Penerbitan Euro bond disambut baik oleh pelaku pasar. Hal ini dilihat dari penawaran yang masuk mengalami kelebihan permintaan sebesar 2,4 miliar Euro. Kelebihan permintaan atau oversubcribed itu sebesar 1,9 kali.
Pendistribusian Euro bond ini 17 persen untuk investor Inggris, 9 persen untuk investor Jerman dan Austria, 8 persen untuk investor Skandinavia dan Swiss, 9 persen untuk investor Eropa lainnya, 37 persen untuk investor Amerika Serikat, 13 persen untuk investor Asia di luar Indonesia, dan 7 persen untuk investor Indonesia.
Berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada aset manager fund managers adalah sebesar 66 persen, bank/private bank sebesar 16 persen, asuransi atau dana pensiun sebesar 9 persen, dan bank sentral sebesar 9 persen. Pemerintah Indonesia memperoleh rating BBB- dari Fitch, BB- (positive) dari S&P 500, dan Baa3 (stable) dari Moody;s.
Adapun yang bertindak sebagai joint lead managers dan joint bookrunners antara lain Deutsche Bank, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank. Sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. (Silvanus A/Ahm)
Advertisement