Sukses

Yunani Dilanda Krisis‎, Ekspor RI ke Eropa Kena Getahnya

Pemerintah diminta untuk gerak cepat untuk menanggulangi penurunan ekspor ke Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis yang melanda Yunani nampaknya juga mempengaruhi kinerja ekpor Indonesia. Meski secara spesifik ekspor Indonesia tidak banyak ke Yunani, namun jika dilihat secara keseluruhan Benua Eropa, ekspor Indonesia menurun mencapai 4 persen.
 
Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan penurunan ekspor ini juga harus menjadi perhatian pemerintah untuk mempertahankan‎ pasar di Benua Biru.
 
"‎Karena kalau kita lihat akibat krisis eropa ekspor kita turun juga hampir 3-4 persen tahun ini, itu merupakan indikasi krisis itu berimbas ke ekspor kita," ujar Sigit saat berbincang dengan wartawan yang ditulis, Sabtu (25/7/2015)
 
Saat ini produk yang paling banyak di ekspor Indonesia ke Eropa berupa hasil pertanian seperti minyak kelapa sawit, bahan mineral, tekstil dan beberapa barang setengah jadi.
 
Meski eskpor mengalami penurunan, namun dari data Kementerian Perdagangan pada bulan Juni 2015, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dengan Eropa sebesar US$ 409,4 juta, dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,39 miliar dan Impornya hanya US$ 983,1 juta‎.
 
Dengan negara-negara di Eropa, perdagangan Indonesia untuk saat ini masih defisit hanya dengan Jerman dengan besaran defisit neraca perdagangan sebesar US$ 42,3 juta.
 
Sigit menambahkan, ancaman ekspor tidak hanya dari kondisi ekonomi di Eropa sendiri, melainkan dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam yang merencanakan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) dengan Uni Eropa.
 
‎"Bea masuk kita ke sana (Eropa)  itu sekitar 7 persen, kalau Malaysia dan Vietnam bikin free trade. Ini yang harus kita waspadai," tegas dia.
 
‎Sebagai bentuk gerak cepat pemerintah untuk mengamankan pasar ekspornya di Eropa, beberapa pejabat Eselon I di kementerian terkait akan bertemu dengan perwakilan Uni Eropa di Bali pada September 2015.
 
Pertemuan itu diagendakan akan membahas ruang lingkup dan timbal balik antara Indonesia dengan negara-negara di Eropa jika nantinya dilakukan kesepakatan perdagangan bebas. (Yas/Ndw)