Sukses

Ini 5 Wilayah RI yang Paling Diminati Investor Asing

Negara yang paling besar berinvestasi di Indonesia pada semester I 2015 ini adalah Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan terdapat 5 wilayah di Indonesia yang paling diminati oleh investor asing dalam menanamkan modalnya pada semester I 2015.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, M Azhar Lubis menyebutkan, 5 wilayah yang jadi incaran pemodal asing adalah Jawa Barat dengan nilai Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$ 3,6 miliar.

Urutan kedua adalah DKI Jakarta dengan nilai PMA mencapai US$ 1,6 miliar dan kemudian Kalimantan Timur dengan nilai PMA sebesar US$ 1,2 miliar. Banten menjadi wilayah berikutnya dengan nilai PMA mencapai US$ 1 miliar dan disusul Jawa Timur dengan nilai NMA mencapai US$ 0,8 miliar.

"Lokasi yang diminati pada semester I 2015 ini hampir sama dengan sebelumnya atau pada 2014," Jelas Azhar saat memaparkan realisasi penanaman modal, di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/7/2015).

Kepala BKPM, Franky Sibarani  menambahkan, dari sebaran investasi berdasarkan wilayah pada semester I 2015, Pulau Jawa masih menduduki posisi teratas dengan nilai Rp 144,5 trliliu. Sedangkan untuk luar Jawa mencapai Rp 115,2 trilun. "Realisasi investasi di luar Pulau Jawa meningkat sebesar 25,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau pada semester I 2014 yang tercatat Rp 91,7 triliun," tuturnya.

Negara yang paling besar berinvestasi di Indonesia pada semester I 2015 ini adalah Malaysia. Nilai investasi negara tetangga tersebut sebesar US$ 2594 juta. Negara terbesar kedua yang berinvestasi di Indonesia adalah Singapura dengan nilai US$ 2.302 juta, sedangkan yang ketiga adalah Jepang US$ 1.577 juta, Korea Selatan US$  787 juta dan Amerika Serikat US$ 611 juta.

Sebelumnya, Franky menargetkan investasi dalam negeri mampu mengimbangi investasi yang dilakukan oleh penanam modal asing dalam 5 tahun mendatang. Dia mengatakan, saat ini perbandingan antara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan Penanaman Modal Asing (PMA) yaitu 40:60. "Sekarang perbandingannya masih 40:60, tetapi dalam 5 tahun mendatang kita harapkan bisa 50:50," ujarnya.

Franky menjelaskan, meski dalam beberapa tahun terakhir nilai investasi PMDN mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun hal ini belum dapat mengimbangi dominasi investasi asing di dalam negeri. "Lonjakan investasi domestik 24 persen (dari 2013 ke 2014), tapi itu secara nilai. Memang lebih besar, tetapi persentase lebih banyak asing," lanjutnya.

Meski demikian, dengan presiden baru, diyakini mampu membawa kepercayaan investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Sehingga diharapkan ada pertumbuhan investasi sebesar 15 persen pada 2015. (Pew/Gdn)