Sukses

Laba BTN Naik 54,25%

Dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh dari Rp 101,34 triliun pada 2014 menjadi Rp 114,719 triliun semester I 2015.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membukukan laba bersih sebesar Rp 831 miliar pada semester I 2015. Laba ini melesat tinggi yaitu mencapai 54,25 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama  tahun lalu yang tercatat Rp 539 miliar.

Direktur Utama BTN, Maryono menerangkan, pertumbuhan laba bersih ditunjang oleh pertumbuhan pendapatan bunga pada semester I 2015 yang tercatat Rp 7,35 triliun. Pendapatan bunga tersebut tumbuh 13,69 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 6,46 triliun.

"Net interest income perseroan tercatat Rp 3,18 triliun pada semester I 2015 atau lebih baik dari posisi yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 2,67 triliun. Net interest income ini tumbuh 19,06 persen," kata dia, di Jakarta, Senin (27/7/2015).

Dia memaparkan, untuk kredit dan pembiayaan tumbuh 18,33 persen dari Rp 106,58 triliun pada semester I 2014 menjadi Rp 126,12 triliun. "Kredit dan pembiayaan yang diberikan perseroan tumbuh lebih baik di atas rata-rata pertumbihan kredit nasional yang berada pada kisaran 10,4 persen per Mei 2015," ujarnya.

Lebih lanjut, untuk dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dari Rp 101,34 triliun pada 2014 menjadi Rp 114,719 triliun semester I 2015.

"Dana pihak ketiga BBTN pada tahun 2015 pertumbuhannya mencapai 13,20 persen. Pertumbuhan DPK ini ditopang oleh pertumbuhan giro yang mencapai 36,16 persen. Hal ini juga meningkatkan rasio current account and saving account (CASA) menjadi 47,27 persen," tandas dia.

Pada Kuartal I  2015 kemarin, kinerja BTN juga cukup baik. BTN mencatatkan laba bersih hingga Maret 2015 sebesar Rp 402 miliar. Laba bersih tumbuh 18 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2014 sebesar Rp 341 miliar.

Maryono mengungkapkan, kinerja tersebut ditopang kenaikan pertumbuhan kredit pada periode kuartal I 2015 yang mencapai 17 persen. "Kredit dan pembiayaan itu tumbuh dari Rp 102,8 triliun tahun lalu menjadi Rp 120,1 triliun tahun ini," kata Maryono.

Maryono menjelaskan, pertumbuhan kredit masih tinggi dikarenakan kebutuhan rumah masih cukup besar. Selain itu, fasilitas kredit hingga saat ini masih menjadi salah satu pilihan utama masyarakat ekonomi menengah ke bawah‎. "Rumah itu sebagai kebutuhan pokok manusia setelah pangan dan sandang masih terus diburu oleh masyarakat untuk memenuhinya," tegas dia.

Total kredit tersebut masih didominasi dari sumbangan kredit perumahan dengan komposisi 88,9 persen dari total kredit yang diberikan‎ pada kuartal I 2015 sebesar Rp 106,9 triliun. Sementara sisanya yang sebesar 11 persen atau sebesar Rp 13,2 triliun disalurkan ke kredit non perumahan. "Kalau dari sisi posisi kredit ini maka di Indonesia posisi ranking Bank BTN di nomor 7 yang semula di nomor 9," kata Maryono. (Amd/Gdn)