Sukses

Ketemu Petani, Mentan Curhat Pernah Hidup Susah

"Saya pernah makan Indomie berdua. Kalau mau makan juga harus jual batu dulu," kata Mentan Amran Sulaiman.

Liputan6.com, Magelang - Pada akhir kunjungannya ke Jawa Tengah, Menteri Pertanian Amran Sulaiman diplot menjadi pembicara dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Petani Tembakau Ke III yang digelar di Hotel Trio, Magelang, Jawa Tengah.

Di hadapan para petani tembakau, Amran bercerita soal kehidupan masa kecilnya yang hidup di desa dan serba kekurangan. Amran mengatakan, dirinya merupakan anak dari anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa).

"Saya 12 bersaudara, gaji ayah saya hanya Rp 116 ribu," ujarnya di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (28/7/2015).

Karena kehidupan yang pas-pasan ini, lanjut Amran, untuk makan sehari-hari pun dirinya harus mengandalkan jerih payah sendiri.

"Saya pernah makan Indomie berdua, kalau mau makan juga harus jual batu dulu," kata dia.

Namun di balik kesulitan hidupnya tersebut, Amran menyatakan bahwa dirinya punya semangat hidup yang kuat. Dia bertekad untuk memperbaiki kehidupan ekonominya hingga akhir dia pun menjabat sebagai menteri.

"Tekad saya yaitu saya boleh saya lahir miskin tapi saya tidak mau mati dalam keadaan miskin," ungkapnya.

Semangat ini yang ingin dia bagikan kepada para petani, termasuk petani tembakau. Menurut Amran jika para petani ini hanya puas dengan apa yang telah dicapainya saat ini, maka para petani tersebut tidak akan bisa memperbaiki kehidupannya sendiri.

"Kalau Bapak-Bapak hanya pergi ke lahan sejak pagi sampai jam 12 siang, kemudian kembali lagi jam 4 sore untuk minum kopi, maka hidup Bapak tetap saja miskin. Bapak harus punya semangat, kalau perlu anak-anaknya harus jadi di atas menteri," tandasnya. (Dny/Ndw)