Sukses

Profesi Baru Ini Mampu Hasilkan Gaji Rp 670 Juta

Faktor penonton dan uang mendorong pertumbuhan video game yang masuk olah raga modern di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Pelatih video game, Mark Zimmerman mengawasi sesi latihan, menganalisa rekaman pertandingan dan memastikan performa pemain. Aktivitasnya memang mirip seperti pelatih lain. Akan tetapi, para pemain yang diawasinya menggunakan keyboard bukan otot.

Para pemain itu bersaing dalam kontes video game. Mereka berharap dapat mengikuti pertandingan kejuaraan yang menyedot ribuan bahkan jutaan penonton pada media online.

Ada sejumlah kontes yang diikuti para pemain itu. Pada musim semi lalu, sekitar 6.200 mahasiswa dari 460 perguruan tinggi di Amerika Serikat (AS) dan Kanada berpartisipasi dalam Activision Blizzard Inc's "Heroes of the Dorm". Demikian mengutip dari laman Bloomberg, Rabu (29/7/2015).

Pemain dari masing-masing tim akan menerima hadiah sekitar US$ 75 ribu. Bulan depan, pemain top Valve Software Corp's akan bersaing di Seattle untuk meraih hadiah US$ 17 juta. Selain itu, ada sekitar 116 tim di seluruh dunia yang berpartisipasi dalam turnamen yang dijalankan oleh Riot Games Inc.

Kini pertumbuhan uang dan ketenaran di "e-sports" selama beberapa tahun terakhir telah melahirkan para pelatih dan profesional di "e-sports". Beberapa pelatih video game atau e-sports mengantongi gaji sekitar US$ 30 ribu hingga US$ 50 ribu per tahun atau sekitar Rp 400 juta – Rp 670 juta  (asumsi kurs Rp 13.456 per dolar Amerika Serikat).

John Thorn, Sejarawan Major League Baseball menuturkan gaji tersebut setara dengan pelatih bisbol pada liga kecil. Sementara itu, berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS), rata-rata gaji pelatih sekitar US$ 28.360 per tahun.

Zimmerman mengaku dibayar sekitar US$ 30 ribu per tahun, ditambah tunjangan kinerja dan asuransi kesehatan. Penghasilan dan tunjangan itu didapat Zimmerman sebagai asisten pelatih pada Tim “Liquid” yang berangotakan enam pemain yang bersaing di turnamen "League of Legends".

Sedangkan para pemain e-sport mendapatkan penghasilan antara US$ 35 ribu-US$ 120 ribu per tahun atau sekitar Rp 470,99 juta-Rp 1,61 miliar. Penghasilan itu didapatkan tergantung dari spesialisasi dan tingkat level kesuksesan.

Bahkan para pemain populer dapat menghasilkan penghasilan tambahan puluhan ribu dolar dari iklan bersama streaming rekamannya dari permainan video game dan situs You Tube serta Twitch.  Thorn pun menilai, faktor uang dan penonton mendorong pertumbuhan video game.

"Video game menjadi salah satu olah raga Amerika Serikat modern. Jutaan pemirsa dan judi menjadi salah satu faktor yang menumbuhkan permainan tersebut," kata Thorn.

Secara global, e-sport diperkirakan menghasilkan pendapatan lebih dari US$ 600 juta pada 2015.  Angka itu meningkat dari periode 2014 sekitar US$ 398 juta. Pendapatan diharapkan mencapai US$ 140 juta dari Amerika Serikat.  Berdasarkan data Superdata Research, perusahaan yang meneliti industri video game, pendapatan itu diperoleh dari tiket, merchandise, sponsor dan iklan. (Ilh/Ahm)