Sukses

AS Tawarkan Mesin Pembangkit di Proyek 35 Ribu MW

Pembangkit tersebut memakai teknologi gas turbin 9HA, yang mampu menghemat biaya pokok produksi listrik hingga 61 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Produsen mesin pembangkit listrik asal Amerika Serikat General Electric (GE) menawarkan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin (PLTG) untuk mendukung program kelistrikan 35 ribu mega watt (MW).

Power Generation Product Country Leader GE Power & Water George Djohan mengatakan, pembangkit tersebut memakai teknologi gas turbin 9HA, yang mampu menghemat biaya pokok produksi listrik hingga 61 persen.

"Meski butuh waktu konstruksi dapat menurunkan tarif listrik di atas 61 persen efisiensinya," kata dia di Jakarta, Kamis (30/7/2015).

Dia menuturkan, pembangkit tersebut bisa menghemat biaya listrik karena memiliki pembakaran yang optimal, sehingga dapat menghasilkan listrik yang baik.

"Temperatur pembakaran sangat tinggi memungkinkan pembakaran sempurna sehingga pemanfaatan pembangkit itu baik. Teknologi material cooling harus memumpuni," tutur dia.

Menurut dia, PLN dan Pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) sudah melirik pembangkit tersebut untuk dipakai dalam Proyek Ketenagalistrikan 35 Ribu Mw. "IPP danPLN ada dua atau tiga proyek, proses pengadaan development masih dalam proses," pungkasnya.

Di sisi lain, Anggota Unit Pelaksanaan Program Pembangunan Ketenagalistrikan (UP3KN) Agung Wicaksono menegaskan jika Program Ketenagalistrikan 35 Ribu Mega Watt (MW) merupakan sebuah keharusan yang dilakukan pemerintah, guna memenuhi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat.

"Kita sudah berjalan sebagai target pemerintahan ini, siapapun pemerintahnya siapapun presidennya ini harus dijalankan. Ini bukan ambisi tapi keharusan," kata Agung.

Menurut dia, upaya mewujudkan program tersebut membutuhkan kerjasama banyak pihak, termasuk investor dari luar negeri.

Agung mengungkapkan, setelah Presiden Joko Widodo meluncurkan program tersebut pada Mei 2015, ada beberapa pihak swasta yang tertarik untuk terlibat dalam program yang ditargetkan rampung dalam 5 tahun.

"Setelah launching pada Mei, dua bulan berikutnya kami launching berikutnya, Agustus, September Oktober November ada terus," pungkasnya.(Pew/Nrm)