Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan(NPL) gross menjadi 2,43 persen pada semester I 2015. Sedangkan secara nett, NPL bank plat merah ini juga mengalami kenaikan dari 0,81 persen menjadi 1,01 persen.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengatakan kenaikan NPL ini mayoritas disumbang dari sektor komersial. "Paling banyak kenaikan dari sisi commercial banking," ujar Budi di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/7/2015).
Namun Budi menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya untuk menekan kenaikan NPL ini, salah satunya yaitu dengan melakukan restrukturisasi kredit bagi nasabah kreditur besar. Hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman saat terjadi krisis pada 2008.
Advertisement
"Kita lakukan prepemtive restrukturisasi. Pengalaman 2008 kalau mulai susah kita tidak restructure loan-nya nunggu dia telah bayar, itu berat. Sekarang begitu ada perlambatan ekonomi, kita panggil nasabah-nasabah besar. Coba di-rekalkulasi dengan harga komoditas sekarang, cost sekarang dan cash flow-nya seperti apa. Kalau cash flow ketat, walaupun masih lancar nyicilnya, kita restrukturisasi dulu," jelas dia.
Sementara semester II 2015, Budi masih pesimistis NPL akan menurun. Dia bahkan memperkirakan rasio kredit bermasalah ini akan cenderung naik hingga akhir tahun.
"NPL masih bisa naik di sementer II. Itu karena kondisi ekonomi belum 100 persen kembali ke sebelumnya. Jadi sekarang kita konsentrasinya memperbaikinya kualitas kredit. Kalau nasabah cash flow terlampau berat kita adjust (sesuaikan) bunganya. Tapi memastikan cash flow bisa memenuhi kewajibannya dia," tandasnya. (Dny/Ahm)