Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana merealisasikan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dengan pemerintah Turki. Hal tersebut setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (31/7/2015).
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel meyakini FTA akan membawa keuntungan bagi Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan perdagangan Malaysia dan Thailand yang terlebih dahulu menandatangani FTA dengan Turki.
"Kita melihatnya bagaimana posisi perdagangan kita dibandingkan dengan Turki dibanding (Turki) dengan negara lain, seperti Malaysia. Malaysia sudah selesai FTA-nya, Thailand juga sudah. Indonesia harus cepat kalau tidak kita ketinggalan dengan negara-negara lain," ujar Mendag di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (1/8/2015).
Dengan keberadaan FTA ini, Indonesia bisa memanfaatkan Turki untuk memperluas pangsa pasar produk-produk Indonesia ke Eropa dan Asia Tengah. "Dengan Eropa kekuatan kita kan di sawit, tekstil, alas kaki, mebel, dan juga aksesoris. Produk ini akan jadi unggulan untuk kita dorong ke sana," katanya.
Selain itu, dengan adanya FTA ini, tarif masuk produk-produk Indonesia ke Turki akan semakin murah. Dengan demikian diharapkan produk Indonesia mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain di pasar Turki.
"Dengan adanya FTA itu tarif masuknya akan lebih murah. Kita akan lihat berapa persen, kita akan minta serendah mungkin," tandas Mendag Rachmat. (Dny/Nrm)
Mendag: Perdagangan Bebas dengan Turki akan Untungkan RI
Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan perdagangan Malaysia dan Thailand yang terlebih dahulu menandatangani FTA dengan Turki.
Advertisement