Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Juli 2015 mencapai 0,93 persen. Angka ini sama dengan tingkat inflasi pada Juli 2014. Berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), 80 kota tercatat mengalami inflasi dan 2 kota deflasi.
Kepala BPS, Suryamin, mengatakan bahwa inflasi paling tinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,18 persen dan terendah di Pematang Siantar 0,06 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Merauke yaitu 0,65 persen. "Persis sama dengan Juli 2014," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Untuk laju inflasi year on year (Juni 2014-Juni 2015), tercatat mencapai 7,26 persen. Sedangkan berdasarkan tahun kalender sebesar 1,9 persen. Adapun inflasi komponen inti berada di posisi 0,34 persen dan inti tahun ke tahun sebesar 4,86 persen.
"Andilnya dari bahan makanan 2,02 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,74 persen ‎dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,51 persen," tutur dia.
Baca Juga
Angka inflasi ini sesuai dengan prediksi pengamat. Sebelumnya pengamat memprediksi laju inflasi pada Juli 2015 bakal lebih tinggi dibanding realisasi inflasi bulan sebelumnya. Meski melonjak, level inflasi pada bulan ketujuh disebut yang terendah selama periode yang sama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Ryan Kiryanto, memperkirakan inflasi Juli ini akan berada di bawah 1 persen. Angka tersebut lebih tinggi daripada raihan Juni lalu sebesar 0,54 persen. Â
"Inflasi bulan ketujuh berkisar 0,65 persen - 0,75 persen. Secara tahunan, ada pada range 7,1 persen - 7,2 persen," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Kenaikan inflasi tersebut, kata Ryan, disebabkan karena dampak dari lonjakan konsumsi kebutuhan bahan pokok, transportasi, dan komunikasi di periode menjelang, selama, serta setelah Idulfitri.
Walaupun begitu, dia bilang, ramalan inflasi di Juli tercatat yang terendah selama 5 tahun terakhir. Hal ini berkat upaya pemerintah dalam mengendalikan harga dan menjaga inflasi. "Ya (terendah selama 5 tahun terakhir)," ujar Ryan.(Fik/Nrm)
Advertisement