Sukses

Inflasi Juli 0,93% di Luar Perkiraan BI

Bank Indonesia yakin inflasi pada 2015 tidak akan lebih dari 4,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, angka inflasi Juli 2015 yang berada di level 0,93 persen di luar perkiraan Bank Indonesia. Sebelumnya, BI memprediksi angka inflasi Juli 2015 bakal di atas level 1 persen pasalnya bertepatan dengan tahun ajaran baru dan juga Hari Raya idul Fitri.

"‎Kalau melihat prediksi kami, realisasi sekarang lebih rendah dari prediski kami, melihat dari berbagai faktor itu semula kami prediksi bulan Juli itu 1,12 persen, realisasinya lebih rendah," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Senin (3/8/2015).

Untuk itu dirinya berterimakasih kepada beberapa pihak seperti Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam peningkatan koordinasinya dalam menjaga inflasi tersebut.

Secara rata-rata, angka inflasi pada bulan perayaan Lebaran memang selalu di angka 0,9 persen, maka dari itu angka inflasi yang telah diumumkan masih dalam kategori terkendali.

Perry menyatakan optimismenya dengan angka inflasi sebesar itu untuk bulan Juli, maka untuk bulan-bulan selanjutnya akan lebih rendah.

"‎Akhir tahun kami yakini inflasi akan terkendali 4 persen plus minus 1 persen, bahkan kami meyakini inflasi tidak akan melebihi 4,5 persen sampai akhir tahun," tegas Perry.

‎Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi Juli 2015 mencapai 0,93 persen. Angka ini sama dengan tingkat inflasi pada Juli 2014. Berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), 80 kota tercatat mengalami inflasi dan 2 kota deflasi.

Kepala BPS, Suryamin, mengatakan bahwa inflasi paling tinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,18 persen dan terendah di Pematang Siantar 0,06 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Merauke yaitu 0,65 persen. "Persis sama dengan Juli 2014," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Untuk laju inflasi year on year (Juni 2014-Juni 2015), tercatat mencapai 7,26 persen. Sedangkan berdasarkan tahun kalender sebesar 1,9 persen. Adapun inflasi komponen inti berada di posisi 0,34 persen dan inti tahun ke tahun sebesar 4,86 persen.

"Andilnya dari bahan makanan 2,02 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,74 persen ‎dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,51 persen," tutur dia.‎ (Yas/Gdn)