Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka menguat pada Rabu (5/8/2015) ini, seiring melemahnya dolar dan kenaikan harga minyak mentah dan komoditas lain yang memberikan dukungan.
Kontrak harga emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember naik US$ 1,30 (0,1 persen) menjadi US$ 1.090,70 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange, melansir laman Wall Street Journal.
Harga emas telah melayang di posisi terendahnya dalam lima tahun karena investor lebih memilih menjual logam mulia dalam persiapan kemungkinan kenaikan suku bunga AS.
Federal Reserve secara luas diharapkan dapat meningkatkan biaya pinjaman sebelum tahun ini berakhir, mengakhiri periode bersejarah suku bunga mendekati nol.
Baca Juga
Seperti komoditas lainnya, emas tidak membayar bunga dan biaya. Ini akan membuat logam mulia ini lebih sulit bersaing dengan aset berbunga seperti obligasi setelah bank sentral AS memperketat kebijakan moneter. "Saat ini kita mendekati September, anggota Fed semakin hawkish," kata Ira Epstein, Broker Linn & Associates di Chicago.
Advertisement
Dia menilai The Fed terlihat agresif untuk menaikkan suku bunga, dan ini akan memberikan tawaran lebih tinggi untuk dolar dan menjadi negatif bagi emas.
Harga emas membaik didukung rebound harga minyak mentah. Tercatat patokan minyak berjangka baru-baru ini diperdagangkan naik 1,5 persen menjadi US$ 45,83 per barel.
Emas juga menarik kekuatan dari melemahnya dolar, yang ditarik kembali terhadap mata uang lainnya. Emas dalam dolar, menjadi lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain. (Nrm/Igw)