Sukses

BI Jangan Buru-buru Turunkan Suku Bunga Acuan

Kebijakan Bank Indonesia tidak menurunkan BI Rate dinilai demi menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengapresiasi upaya Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,5 persen. Salah satu obat perlambatan pertumbuhan ekonomi diyakini bukan hanya penurunan BI Rate.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengakui penurunan BI Rate memang akan memacu pertumbuhan ekonomi. Namun mempertahankan BI Rate merupakan langkah tepat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Jangan terlalu tergesa-gesa menurunkan suku bunga, perlu evaluasi mendalam meskipun pertumbuhan ekonomi melambat dan inflasi rendah," ujar Suhariyanto saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Menurut dia, kebijakan BI tidak menurunkan BI Rate demi menjaga fluktuasi kurs rupiah agar tidak terlalu signifikan, mengingat sedang terjadi fenomena penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang di dunia.

"Penurunan BI Rate memang akan mendorong pertumbuhan, tapi langkah mempertahankan suku bunga sudah tepat untuk menjaga rupiah dan lainnya," kata Suhariyanto.

Sebelumnya, Bank Sentral China kembali memangkas suku bunga acuan untuk pinjaman sebesar 25 basis poin. Dengan pemangkasan tersebut suku bunga acuan pinjaman yang ditetapkan oleh Bank Sentral China di level 5,1 persen.

Dengan pemangkasan pada Mei 2015 ini, maka Bank Sentral China telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan 3 kali terhitung sejak November 2014.
Pemangkasan suku bunga acuan ini untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang terkontraksi akibat perlambatan ekonomi global.  

Selama ini, pertumbuhan ekonomi China selalu berada di level 10 persen. Namun akibat krisis global pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut turun ke level 7 persen. (Fik/Ahm)

Video Terkini