Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini produksi padi saat kekeringan berkepanjangan atau El Nino dengan perkiraan 75,2 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) masih surplus. Sehingga anggaran cadangan pangan di APBN-P 2015 sebesar Rp 3,5 triliun tidak perlu digunakan untuk menutup penurunan produksi.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengungkapkan pemerintah telah mengantisipasi terjadi kekeringan sejak awal tahun. Di antaranya dengan mendistribusikan pompa air, pembangunan irigasi, embung, sumur dangkal.
Baca Juga
"Per Desember-Januari ini, kita sudah distribusikan pompa air 21 ribu unit di seluruh Indonesia, bangun irigasi tersier 1,3 juta hektare (ha), embung 1.000 unit on progress, sumur dangkal 1.000 di Timur Tengah Selatan (TTS)," tutur Amran di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Advertisement
Distribusi pompa air, pembangunan embung dan irigasi, kata dia, paling banyak dilakukan di Jawa Barat (Indramayu, Cirebon), Jawa Tengah (Demak), Jawa Timur (Bojonegoro) dan sumur dangkal di NTT.
Dengan langkah antisipasi ini, Amran optimistis produksi padi tidak akan menurun signifikan. Dia pun yakin dana cadangan antisipasi krisis pangan akibat El Nino tidak akan terpakai karena produksi pangan diprediksi masih surplus.
Dari catatan Kementerian Pertanian, dari target produksi padi 75,5 juta ton GKG di Angka Ramalan I diperkirakan turun menjadi 75,2 juta ton. Sementara untuk rekomendasi impor, kata Amran, kebijakan tersebut merupakan langkah paling akhir jika El Nino mengancam produksi pangan sangat besar.
"Mudah-mudahan (dana cadangan pangan tidak terpakai). Karena sebenarnya (Bulog) masih ada uang karena ada Penyertaan Modal Negara (PMN)," harap Amran. (Fik/Ahm)