Sukses

Pastikan Tak Impor Beras, Rp 1,5 Triliun Siap Cair Buat Bulog

Keputusan tersebut diambil karena pemerintah tak mengambil kebijakan impor untuk menghadapi dampak El Nino.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan segera memproses pencairan dana antisipasi krisis senilai Rp 1,5 triliun dari cadangan beras pemerintah di APBN-P 2015. Keputusan tersebut diambil karena pemerintah tak mengambil kebijakan impor untuk menghadapi dampak El Nino.

"Nggak (impor). Kita lagi proses mau mencairkan anggaran Rp 1,5 triliun," kata Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (6/8/2015).

Dijelaskannya, pencairan dana antisipasi krisis pangan akibat kekeringan itu akan dialokasikan ke Perum Bulog untuk menyerap atau membeli beras dari petani lokal.

Indonesia masih membutuhkan tambahan stok beras sebagai cadangan beras pemerintah. Saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat stok beras di gudang Bulog sebanyak 1,5 juta ton.

Sementara demi keamanan stok pangan, Bulog harus mempunyai cadangan beras minimal 2 juta-2,5 juta ton di akhir tahun ini. Sedangkan cadangan beras pemerintah ditargetkan mencapai 300 ribu-350 ribu ton di 2015.

"Kita masih perlu cadangan beras," ucap Bambang singkat sambil bergegas meninggalkan kantornya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman optimistis dana antisipasi krisis pangan tidak terpakai mengingat produksi padi sampai akhir tahun diperkirakan masih surplus sebanyak 75,2 juta ton Gabah Kering Giling (GBK) meski terkena amukan El Nino.

"Mudah-mudahan (dana cadangan pangan enggak terpakai). Karena sebenarnya (Bulog) masih ada uang karena ada Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 3 triliun walaupun Menkeu minta segera dicairkan anggaran cadangan beras," harap Amran.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengaku perusahaan mempunyai dana siaga di perbankan sebesar Rp 8 triliun dan anggaran pengadaan PSO kurang lebih Rp 20 triliun.

"Jadi (Rp 3,5 triliun) kecil lah, uang yang kita siapkan masih cukup," katanya.

Dia mengaku, penyerapan beras Bulog dari Januari 2015 sampai saat ini sebanyak 1,81 juta ton dan per harinya 15 ribu-20 ribu ton per hari. Diharapkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bisa membukukan stok beras 2 juta ton dengan pergerakan 3,5 juta ton sampai akhir 2015.

"Kalau dijadikan beras, angka Rp 1,5 triliun itu menghasilkan tambahan 150 ribu-200 ribu ton," pungkas Wahyu.(Fik/Nrm)