Liputan6.com, Jakarta Harga minyak ditutup di posisi terendah dalam beberapa bulan terakhir karena investor dan pedagang tengah mencari petunjuk mengenai pergerakan pasar selanjutnya usai penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) yang gagal mendongkrak harga.
Dilansir dari Reuters, Jumat (7/8/2015), harga minyak jenis Brent, patokan harga minyak dunia, turun US$ 7 sen menjadi US$ 49,52 per barel, setelah sempat menyentuh level terendah dalam enam bulan sebesar US$ 48,88 per barel.
Baca Juga
Harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate turun US$ 49 sen menjadi US$ 44,66 setelah menyentuh level terendah dalam 4,5 bulan yaitu US$ 44,2 per barel.
Advertisement
"Harga cenderung konsolidasi atau melemah. Ada persepsi kelebihan pasokan akan menahan harga minak lebih lama lagi," kata analis Commerzbank Frankfurt berbasis Carsten Fritsch.
Goldman Sachs analis mengatakan pengebor shale di AS telah secara dramatis mengurangi waktu memproduksi minyak, harga sangat rendah harus dipertahankan untuk mengurangi investasi dan memungkinkan pasokan-permintaan rebalancing terjadi.
Persediaan minyak mentah AS turun 4,4 juta barel pekan lalu, dibandingkan perkiraan untuk penurunan 1,5 juta. Tapi stok bensin mencapai 811.000 barel, atau 300.000 di atas ekspektasi. Penurunan stok minyak di Negeri Paman Sam tak sangggup mendongkrak harga minyak. (Ndw/Igw)