Sukses

Banyak Negara Berlomba Bangun PLTN

Tragedi nuklir Fukushima yang terjadi pada 2011 ternyata tidak membuat tren pembangunan PLTN menyusut.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Malaysia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi tanda bahwa tragedi nuklir Fukushima yang terjadi pada 2011 ternyata tidak membuat tren pembangunan PLTN menyusut.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyatakan, sejumlah negara kini tengah mempersiapkan diri untuk membangun PLTN, misalnya Malaysia dan Vietnam.

Sementara berdasarkan data yang dikutip Liputan6.com dari World Nuclear Association, negara-negara yang akan dan sedang membangun tenaga nuklir yaitu Uni Emirat Arab, Belarus, Lithuania, Turki, Vietnam, Yordania, Polandia, Bangladesh, Mesir, Israel, Nigeria, Kenya, Maroko, dan Malaysia.

"Usai kecelakaan di Fukushima tren membangun PLTN tidak turun malah cenderung naik, termasuk di wilayah Asia, lebih khususnya di Asia Tenggara karena Vietnam sudah duluan merintisnya," kata Rida saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (10/8/2015). 

Rida mengakui, Indonesia sebenarnya sudah dinyatakan siap membangun PLTN oleh International Atomic Energy Agency( IAEA ). Namun, tinggal dua syarat yang harus dipenuhi yaitu adanya political will dan sosialisasi.

"Sosialisasi ini tiap tahun telah dilakukan terus menerus oleh rekan-rekan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Dan dari hasil surveinya, kecenderungan masyarakat untuk menerima kehadiran PLTN semakin tahun semakin meningkat," papar dia.

Dihubungi terpisah, Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto menyatkaan, pembangunan PLTN di Indonesia hingga kini belum diputuskan pembangunannya karena memerlukan keputusan politik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun menurut buku putih yang dibuat Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia direkomendasikan mengoperasikan 5.000 MW PLTN pada 2024.

Djarot menyebutkan, ada beberapa lokasi yang memenuhi syarat untuk proyek PLTN jika dilihat dari sisi potensi gempa yang kecil yaitu, Bangka, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

"Bisa juga kalau kebutuhan mendesak Pulau Batam," kata dia.

Pada tahap awal, kapasitas PLTN yang bisa dibangun Indonesia sekitar 2x1.000 MW atau 2x1.000 MW. Dengan kapasitas itu, selain bisa memenuhi kebutuhan listrik warga juga bisa untuk industri.

"Pembangunan suatu pembangkit yang berpasangan. Sangat penting untuk saling back up, karena kalau yang satu harus mengalami perawatan, masih ada unit lain," ungkapnya. (Ndw/Ahm)

 

Â